Mengenal Diet Intermittent Fasting, Strategi Puasa untuk Turunkan Berat Badan
- account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
- calendar_month Sen, 15 Sep 2025
- comment 0 komentar

bogorplus.id – Diet IF atau Intermittent Fasting adalah cara diet yang melibatkan pengaturan waktu makan dalam periode tertentu. Banyak orang menganggap metode Intermittent Fasting ini efektif untuk menurunkan berat badan, karena tidak perlu mengurangi jumlah makanan, melainkan hanya mengatur waktu makan.
Bagi Anda yang ingin menjalani gaya hidup sehat atau mengatasi kegemukan dan berat badan berlebih, metode diet ini bisa dicoba. Lalu, bagaimana cara menjalani Intermittent Fasting dan apa saja manfaatnya? Mari kita lihat penjelasannya di bawah ini.
Apa itu Intermittent Fasting?
Intermittent Fasting adalah metode diet yang melibatkan puasa dalam rentang waktu yang ditentukan. Umumnya, durasi puasa yang diterapkan dalam program ini berkisar antara 12 hingga 40 jam.
Diet Intermittent Fasting berbeda dari metode diet lain yang mengharuskan pengurangan atau pembatasan makanan tertentu. Metode ini memungkinkan Anda untuk menikmati makanan sehat dengan porsi yang normal setelah periode puasa tertentu. Anda juga diperbolehkan untuk minum air putih atau minuman bebas kalori lainnya saat melakukan puasa dengan metode ini.
Manfaat Intermittent Fasting
Manfaat dari Intermittent Fasting tidak hanya sebatas menurunkan berat badan dan mengatasi obesitas, tetapi jika diterapkan dengan benar, dapat memberikan beberapa keuntungan bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa manfaat dari Intermittent Fasting:
1. Menurunkan Berat Badan
Keuntungan utama yang bisa Anda peroleh dari Intermittent Fasting adalah kemampuannya untuk membantu menurunkan berat badan dan mengurangi akumulasi lemak berlebih di dalam tubuh. Hal ini terjadi karena puasa yang dilakukan dalam metode ini mengurangi asupan kalori yang biasanya diterima tubuh. Akibatnya, tubuh akan membakar lemak cadangan sebagai sumber energi, sehingga berat badan akan menurun.
2. Mengurangi Risiko Diabetes
Keuntungan lain dari Intermittent Fasting adalah kemampuannya untuk menurunkan risiko terkena diabetes. Dengan melakukan puasa, hormon insulin akan menjadi lebih responsif terhadap kadar gula darah dan memfasilitasi pengolahan gula menjadi energi. Dengan cara ini, kadar gula darah dapat lebih terkontrol.
3. Menjaga Kesehatan Jantung
Intermittent Fasting juga dapat membantu Anda dalam menjaga kesehatan jantung. Melakukan puasa pada rentang waktu tertentu ternyata dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Sehingga, jantung dapat memompa darah secara efektif dan kesehatan tubuh secara keseluruhan dapat terjaga.
Cara Intermittent Fasting
Anda bisa menentukan sendiri metode dan jadwal Intermittent Fasting. Namun, ada beberapa metode dan jadwal yang populer dalam menjalani diet Intermittent Fasting, seperti:
- Puasa dengan batasan waktu harian (metode 16/8): memakan makanan dalam rentang waktu 8 jam, dan kemudian berpuasa selama 16 jam. Contohnya, Anda bisa mulai makan dari pukul 11 siang hingga 7 malam (8 jam waktu makan), lalu berpuasa dari jam 7 malam sampai jam 11 siang keesokan harinya (16 jam puasa).
- Puasa 5:2: mengonsumsi makanan dengan porsi normal selama 5 hari, lalu berpuasa atau membatasi asupan kalori di bawah 500 kalori selama 2 hari dalam seminggu.
- Puasa bergantian: makan dengan porsi normal satu hari, lalu berpuasa sepenuhnya atau hanya mengkonsumsi makanan rendah kalori (di bawah 500 kalori) pada hari berikutnya.
- Diet pejuang: mengonsumsi buah-buahan dan sayuran di siang hari, kemudian diikuti dengan makan porsi biasa di malam hari.
Di sisi lain, penting untuk memperhatikan cara menjalani puasa berselang agar tidak dilakukan secara berlebihan. Melakukan diet puasa berselang secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai efek samping, seperti:
- Perubahan mood yang tidak stabil.
- Gangguan pola tidur atau bahkan insomnia.
- Rasa pusing atau sakit kepala.
- Cepat merasa lapar.
- Mual dan muntah.
- Kelelahan.
- Tekanan darah rendah.
- Anemia atau kekurangan darah.
- Masalah makan, seperti anoreksia dan bulimia.
- Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni