Breaking News
light_mode
Trending Tags

Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD): Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

  • account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
  • calendar_month Rab, 10 Sep 2025
  • comment 0 komentar

bogorplus.id – OCD atau Gangguan Obsessif Kompulsif merupakan kondisi di mana seseorang merasakan pikiran dan perasaan obsesif yang muncul terus-menerus dan sulit untuk dikendalikan. Sebagian orang mungkin menyadari bahwa mereka mengalami gejala OCD, tetapi penting untuk dicatat bahwa hal tersebut tidak selalu dianggap sebagai gangguan, karena penderita OCD harus memenuhi syarat tertentu.

Gejala-gejala OCD dapat mengganggu keseharian penderitanya, karena pikiran yang mengganggu dan berulang. Jika pikiran tersebut tidak diikuti dengan tindakan tertentu, penderitanya akan merasakan ketakutan atau dampak negatif lainnya.

Orang yang menderita OCD umumnya menyadari bahwa pikiran dan perilaku mereka tidak rasional, namun mereka tidak dapat menghentikan pikiran-pikiran tersebut. Kondisi ini seringkali mulai muncul pada masa kanak-kanak, remaja, dan awal dewasa. Mari kita tinjau lebih lanjut tentang OCD melalui informasi yang diambil dari American Psychiatric Association, National Center for Biotechnology Information, dan National Institute of Mental Health.

Gangguan obsesif kompulsif merupakan kondisi di mana seseorang mengalami pikiran, ide, dan perasaan yang tidak diinginkan, mendorong mereka untuk bertindak secara berulang. Penderita OCD berupaya menghilangkan pikiran tersebut dengan melakukan tindakan berulang yang pada akhirnya membuat mereka kehilangan kontrol atas pikiran dan perilaku mereka. Hal ini dapat mengganggu kehidupan penderitanya maupun orang-orang di sekitarnya.

Sangat penting untuk dipahami bahwa setiap orang pernah mengalami obsesi dan kompulsi. Contohnya adalah memeriksa kompor sebelum meninggalkan rumah atau memeriksa barang bawaan beberapa kali, tetapi hal-hal tersebut masih tergolong wajar. Obsesi dan kompulsi menjadi sebuah gangguan jika perilaku tersebut menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari dan mengganggu aktivitas rutin. OCD biasanya bersifat kronis seumur hidup, meskipun gejalanya bisa muncul atau mereda dari waktu ke waktu.

Bagaimana Gejala OCD?

Gejala OCD terbagi menjadi dua kategori, yaitu obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah pikiran, dorongan, atau gambaran yang terus muncul dalam pikiran seseorang, menyebabkan perasaan tidak nyaman seperti kecemasan, ketakutan, atau rasa jijik. Banyak individu dengan OCD menyadari bahwa pikiran-pikiran ini tidak rasional atau berlebihan, tetapi mereka tidak dapat terbebas dari pikiran tersebut.

Sebagai upaya untuk mengatasi tekanan dari pikiran obsesif atau mengurangi rasa ancaman yang dirasakan, penderita OCD biasanya melakukan tindakan kompulsif. Berikut adalah beberapa gejala obsesi dan kondisinya yang berbeda:

  • Ketakutan yang berlebihan saat menyentuh barang tertentu karena takut terkontaminasi bakteri yang tidak terlihat.
  • Kekhawatiran yang berlebihan terhadap ketidakteraturan atau ketidaksimetrisan dalam suatu susunan barang.
  • Pikiran atau gambar seksual yang mengganggu.
  • Pikiran, gambaran, suara, kata, atau musik yang tampak tidak berarti.
  • Ketakutan untuk melakukan agresi atau merasa disakiti (baik pada diri sendiri atau orang tercinta).
  • Kekhawatiran yang berlebihan jika ada sesuatu yang terasa tidak lengkap.
  • Ketakutan akan kehilangan atau membuang sesuatu yang penting.

Kompulsi adalah tindakan berulang yang dilakukan sebagai respons terhadap pikiran obsesif. Tindakan tersebut biasanya dilakukan dengan maksud untuk mengurangi atau mencegah kecemasan yang muncul karena pikiran obsesif. Orang yang mengalami OCD cenderung melakukan tindakan yang sama di masa mendatang.

Kompulsi dapat berupa reaksi yang secara langsung berkaitan dengan obsesi, seperti mencuci tangan berkali-kali karena rasa takut terkontaminasi, atau tindakan yang tidak berhubungan langsung dengan obsesi tersebut. Dalam kondisi yang lebih ekstrem, perilaku kompulsif ini dapat mengambil banyak waktu, sehingga menyulitkan individu untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Berikut adalah sejumlah gejala yang dapat muncul dalam berbagai kondisi.

  • Membersihkan objek secara terus-menerus dan berlebihan
  • Memeriksa kompor, kunci, saklar, dan peralatan lainnya secara berulang hingga menghabiskan waktu berjam-jam
  • Melakukan aktivitas mencuci tangan, mandi, menyikat gigi, atau menggunakan toilet secara berlebihan dan berulang-ulang
  • Selalu mencari persetujuan atau kepastian

Orang yang mengalami OCD juga cenderung menghindari orang, tempat, atau situasi tertentu yang dapat memicu stres dan memicu obsesi serta kompulsi.

Apa yang Menjadi Penyebab OCD?

Sampai saat ini, penyebab OCD belum sepenuhnya dipahami. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada munculnya OCD. Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Faktor genetik

Beberapa studi menunjukkan adanya kemungkinan OCD untuk diwariskan dari orang tua yang juga mengalaminya. Risiko ini semakin meningkat apabila saudara kandung juga mengidap OCD pada masa kecil atau remaja.

2. Trauma di masa kecil

Penelitian tertentu menemukan adanya keterkaitan antara pengalaman traumatis di masa kecil dengan perkembangan OCD. Trauma tersebut dapat berupa tindakan pelecehan, pengabaian, dan peristiwa tidak menyenangkan lainnya.

3. Perubahan di struktur otak

Sebuah penelitian tentang otak menunjukkan bahwa ada perbedaan di susunan otak pada individu dengan OCD. Perbedaan tersebut terjadi di area otak yang mengatur perilaku dan respon emosional, yaitu korteks frontal dan struktur subkortikal.

4. Temperamen

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu yang berisiko mengalami OCD cenderung memiliki sikap yang lebih pendiam, mengalami emosi negatif, dan menunjukkan gejala kecemasan serta depresi sejak masa kanak-kanak.

Diagnosis OCD

Diagnosis OCD dapat ditegakkan pada individu yang memiliki pikiran obsesif dan perilaku kompulsif yang berlangsung lebih dari satu jam dalam sehari. Pikiran dan perilaku tersebut menimbulkan tekanan yang signifikan dan mengganggu aktivitas atau fungsi sosial mereka. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk mendiagnosis OCD sesuai dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi 5 (DSM V), yaitu.

  • Memiliki obsesi, kompulsi, atau keduanya.
  • Obsesi atau kompulsi berlangsung lama (lebih dari satu jam per hari).
  • Obsesi atau kompulsi menyebabkan kesulitan atau mempengaruhi partisipasi individu dalam kegiatan sosial, tanggung jawab pekerjaan, atau peristiwa hidup lainnya.
  • Gejala tersebut tidak disebabkan oleh penggunaan zat, alkohol, obat-obatan, atau kondisi medis lain.
  • Gejala tersebut juga tidak disebabkan oleh gangguan kesehatan mental lain, seperti gangguan kecemasan umum, gangguan makan, atau isu tentang citra tubuh.

Bagaimana Pengobatan OCD?

Pengobatan untuk individu yang menderita OCD dapat dilakukan melalui psikoterapi atau dengan penggunaan obat-obatan. Cara ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita OCD serta memungkinkan mereka untuk berfungsi lebih baik dalam kegiatan sehari-hari. Berikut adalah beberapa metode pengobatan.

1. Terapi perilaku kognitif (CBT)

Salah satu metode terapi yang terbukti efektif untuk menangani OCD adalah terapi perilaku kognitif (CBT). Dalam jenis terapi ini, pasien diperkenalkan pada situasi atau gambaran yang dapat memicu obsesi mereka. Meskipun sesi awal terapi ini bisa meningkatkan kecemasan, metode ini dapat membantu pasien belajar menghadapi ketakutan tanpa berperilaku kompulsif.

Selama pertemuan terapi, pasien dilatih untuk tidak melakukan perilaku kompulsif yang biasanya mereka lakukan sebagai reaksi terhadap obsesi (ini disebut pencegahan respons). Dengan tetap berada di dalam situasi yang menakutkan tanpa mengalami akibat negatif, pasien memahami bahwa pikiran-pikiran menakutkan tersebut hanyalah sekadar pikiran.

2. Penggunaan obat

Obat yang dapat dipakai untuk mengurangi gejala OCD dikenal sebagai inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI). Walaupun umumnya digunakan untuk penderita depresi, obat ini juga memiliki efektivitas dalam mengatasi OCD. Perbedaannya terletak pada dosis, di mana pasien OCD biasanya membutuhkan dosis yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien depresi.

3. Terapi bedah saraf

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa kapsulotomi ventral gamma merupakan prosedur bedah yang dapat membantu pasien OCD yang tidak menunjukkan respons terhadap terapi atau obat-obatan serta menderita gangguan parah. Namun, pemakaiannya masih terbatas karena keterbatasan penelitian. Prosedur bedah saraf ini melibatkan penempatan alat di otak tanpa merusak jaringan yang ada. Layanan ini termasuk dalam kategori yang rumit dan juga keterbatasan ketersediaannya.

4. Perawatan mandiri

Menjaga pola hidup sehat memiliki peran penting dalam mengelola OCD. Ini mencakup berbagai aktivitas, seperti tidur yang cukup, mengonsumsi makanan yang bergizi, mempertahankan rutinitas olahraga, dan memperkuat hubungan sosial yang positif. Selain itu, teknik relaksasi sederhana seperti meditasi, yoga, visualisasi, dan pijat bisa digunakan sebagai alat bantu untuk mengurangi stres dan kecemasan.

Itulah penjelasan singkat mengenai apa itu OCD, mulai dari penyebab hingga opsi pengobatan yang dapat dilakukan. Semoga informasi ini bermanfaat!

  • Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni

Rekomendasi Untuk Anda

  • Hujan Kartu Merah ! Arema FC Tumbangkan Persija Jakarta 3-1

    • calendar_month Ming, 9 Mar 2025
    • account_circle Tim Bogor Plus
    • 0Komentar

    bogorplus.id- Persija Jakarta hasil menerima kekalahan 1-3 dari tamunya Arema FC dalam lanjutan pekan ke-26 BRI Liga 1, di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Minggu (9/3). Persija terpaksa bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-21 setelah Maciej Gajos mendapatkan kartu merah. Dia melakukan pelanggaran berbahaya terhadap Achmad Syarif Maulana. Keputusan wasit ini diambil setelah meninjau VAR. […]

  • 5 Tips Agar Pasangan Tidak Bosan Menjalin Hubungan Denganmu

    5 Tips Agar Pasangan Tidak Bosan Menjalin Hubungan Denganmu

    • calendar_month Jum, 18 Jul 2025
    • account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
    • 0Komentar

    bogorplus.id – Menjalin hubungan membutuhkan komitmen yang kuat. Selain itu, diperlukan juga kesiapan mental untuk menghadapi berbagai masalah baru yang mungkin muncul. Salah satu tantangan yang kerap muncul dan dapat menimbulkan kekhawatiran adalah perasaan bosan. Agar tidak merasa cemas dengan kemungkinan pasangan ingin mengakhiri hubungan akibat kebosanan, kamu bisa mencoba beberapa cara berikut. Upaya-upaya ini […]

  • Cara Mudah Mengelola Email Penting di Gmail dengan Efektif

    Cara Mudah Mengelola Email Penting di Gmail dengan Efektif

    • calendar_month Kam, 28 Agu 2025
    • account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
    • 0Komentar

    bogorplus.id – Banyaknya pesan yang masuk setiap hari di Gmail seringkali membuat email yang benar-benar penting terabaikan dan terlupakan. Terutama jika email tersebut memiliki sifat mendesak dan memerlukan respons segera, hal ini bisa menjadi masalah di masa depan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki cara yang efektif dalam mengelola email agar pesan-pesan penting tetap […]

  • Siapa Suami Sadarestuwati? Fakta Hukum Masykur Affandi Jadi Sorotan Usai Viral Sang Istri Joget

    Siapa Suami Sadarestuwati? Fakta Hukum Masykur Affandi Jadi Sorotan Usai Viral Sang Istri Joget

    • calendar_month Rab, 20 Agu 2025
    • account_circle Dheza
    • 0Komentar

    Bogorplus.id – Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Sadarestuwati, mendadak menjadi sorotan publik setelah videonya berjoget dan bersenandung mengikuti irama lagu “Gemu Fa Mi Re”. Kejadian viral itu terjadi usai Sidang Tahunan MPR pada Jumat, 15 Agustus 2025. Di mana, hal tersebut menjadi sorotan lantaran berlangsung di tengah isu kenaikan gaji dan tunjangan anggota […]

  • 6000 Personel Gabungan Amankan Mudik Lebaran 2025 di Kabupaten Bogor

    • calendar_month Kam, 20 Mar 2025
    • account_circle Tim Bogor Plus
    • 0Komentar

    bogorplus.id-Sebanyak 6000 personel gabungan akan dikerahkan untuk mengamankan mudik lebaran 2025 di Kabupaten Bogor. Personel gabungan itu terdiri dari, TNI-Polri, Dishub, Satpol PP, Damkar, BPBD dan intansi lainnya. Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro menjelaskan sesuai dengan perintah presiden melalu kapolri yaitu untuk memastikan mudik aman, keluarga nyaman. “Jadi untuk anggota personil polres ini 1.094. […]

  • Hilang Konsentrasi, Dua Orang Pelajar Tewas di Jalan Raya Bogor-Sukabumi

    • calendar_month Kam, 27 Feb 2025
    • account_circle Tim Bogor Plus
    • 0Komentar

    bogorplus.id- Dua orang pelajar tewas akibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Bogor- Sukabumi, Kamis (26/2). Peristiwa itu tejadi pada pukul 02.44 WIB. Korban berinisal MP (17) dan R (23). Warga Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Kanit Gakkum Satlantas Polres Bogor, Ipda Ferdhyan Mulya mengatakan, kecelakan lalu lintas itu melibatkan pengendara motor dan truk […]

expand_less