4 Jalur Pendakian Gunung Salak, dari Terfavorit sampai Paling Menantang
- account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
- calendar_month Kam, 25 Sep 2025
- comment 0 komentar

Foto: Istimewa
bogorplus.id – Gunung salak dijuluki sebagai gunung terangker di Jawa Barat. Namun, hal tersebut tidak mempupuskan antusias para pendaki untuk mendatangi gunung ini. Jalur pendakian gunung salak memiliki karakter yang bisa membuat para pendaki kewalahan.
Ada tiga puncak di Gunung Salak yang bisa dikunjungi, yaitu Puncak Manik (Salak I) berada diketinggian 2211 mdpl, Puncak Salak II berada diketinggian 2180 mdpl, dan Puncak Sumbul berada di ketinggian 1926 mdpl.
Untuk mencapai puncak tersebut, terdapat empat jalur pendakian yang bisa dilewati. Sebelum melakukan pendakian, alangkah baiknya untuk mengetahui beberapa informasi penting terkait empat jalur pendakian tersebut.
1. Jalur Pendakian Cangkuang, Cidahu
Jalur ini terbilang jadi jalur favorit para pendaki karena lebih memudahkan pendaki dengan adanya warung makan, lahan terbuka, pemandangan air terjun, dan Kawah Ratu yang melegenda.
2. Jalur Pendakian Curug Pilung, Giri Jaya
Jalur ini terletak di kawasan wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Cidahu, Sukabumi. Melewati jalur ini bisa memakan waktu sekitat satu jam. Lewat jalur ini, ada Pasareyan Eyang Santri yang sering dikunjungi pendaki, ada juga air terjun Curug Pilung yang indah. Jika cuaca lagi bagus, kamu bisa melihat pemandangan Gunung Pangrango dan Gunung Gede yang sangat jelas.
3. Jalur Pendakian Kutajaya, Cimelati
Jika ingin melewati jalur yang singkat, jalur ini merupaka jalur paling pendek diantara semuaya. Namun, alangkah baiknya untuk menyiapkan mineral yang banyak, karena di jalur ini tidak ada sumber air. Jalur ini juga tidak memiliki tempat yang luas dan datar untuk mendirikan tenda.
4. Jalur Pendakian Pasir Reungit
Jalur ini merupakan jalur terpanjang karena kamu harus meutari Kawah Ratu untuk sampai ke Puncak Salak I. Jalur ini memiliki pemandangan yang tidak kalah indah. Terdapat Kawah Monyet dan Kawan Anjing yang biasa dimanfaatkan pendaki sebagai sumber mata air saat musim hujan.
- Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni