bogorplus.id – Gempa dengan magnitudo 4,1 SR mengguncang Bogor, Jawa Barat pada malam Kamis, 10 April. Kejadian tersebut diiringi dengan suara gemuruh dan dentuman yang menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan masyarakat.
Banyak warga melaporkan suara ledakan misterius tersebut melalui media sosial, dan beberapa rekaman CCTV berhasil menangkap suara-suara ini bersamaan dengan getaran gempa.
Direktur Gempabumi dan Tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengonfirmasi kejadian ini. Ia menjelaskan bahwa suara gemuruh dan dentuman yang menyertai gempa dangkal di Kota Bogor adalah hal yang biasa.
“Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dirilis pada hari Jumat, 11 April 2025.
Daryono menambahkan bahwa setiap gempa yang sangat dangkal pasti disertai dengan suara ledakan, dentuman, dan gemuruh yang dapat didengar oleh orang-orang yang berada di dekat lokasi.
“Semua gempa sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh yang dapat didengar orang jika mereka berada di dekatnya. Suara ini disebabkan oleh getaran frekuensi tinggi dari gempa,” jelasnya lebih lanjut.
BMKG menjelaskan bahwa gempa yang terjadi di Bogor pada Kamis malam, tepatnya pukul 22:16:13 WIB, merupakan gempa tektonik kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Analisis mekanisme sumber gempa menunjukkan bahwa gempa tersebut memiliki mekanisme geser (strike-slip).
Episenter gempa terletak pada jalur Sesar Citarik, yang memiliki mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip), dengan koordinat pusat gempa di 6. 62 LS dan 106. 8 BT serta kedalaman hiposenter 5 kilometer.
“Pembangkit gempa Bogor diduga kuat adalah Sesar Citarik dengan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip) sesuai dengan hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG,” imbuhnya.
“Bukti bahwa Gempa Bogor adalah gempa tektonik tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) dengan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi,” sambungnya.
Hingga pukul 06. 00 WIB pagi tadi, BMKG melaporkan telah terjadi empat kali aktivitas gempa susulan, dengan rincian sebagai berikut: pukul 23. 12 WIB (magnitudo 1,9), pukul 23. 14 WIB (magnitudo 1,7), pukul 01. 04 WIB (magnitudo 1,6), dan pukul 01. 38 WIB (magnitudo 1,7).
Berdasarkan laporan masyarakat, gempa ini dirasakan di wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Depok dengan skala intensitas III MMI, yang berarti getaran terasa nyata di dalam rumah, seolah-olah ada truk yang lewat.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor melaporkan bahwa sebanyak 14 bangunan rumah mengalami kerusakan akibat gempa dengan magnitudo 4,1 yang terjadi semalam.
Kerusakan yang dilaporkan meliputi rumah yang retak dan plafon yang ambruk. Data ini disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Hidayatullah, pada Kamis, 10 April 2025. Kerusakan rumah terjadi di wilayah kecamatan Bogor Barat, Bogor Tengah, dan Bogor Selatan.