Breaking News
light_mode
Trending Tags

Sindrom Kaki Gelisah (RLS): Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengatasinya

  • account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
  • calendar_month Sen, 18 Agu 2025
  • comment 0 komentar

bogorplus.id – Sindrom kaki gelisah, yang dikenal sebagai restless legs syndrome (RLS), adalah sebuah kondisi di mana seseorang merasa dorongan yang kuat untuk menggerakkan kakinya.

Keinginan ini sering kali muncul akibat rasa tidak nyaman di kaki. Lalu, apa yang menyebabkan sindrom kaki gelisah ini? Bagaimana cara menanganinya? Simak penjelasan lebih lengkap berikut ini.

Apa itu Sindrom Kaki Gelisah (Restless Legs Syndrome)?

Seperti yang telah disebutkan, sindrom kaki gelisah atau restless legs syndrome (RLS) adalah sebuah kondisi yang ditandai dengan dorongan kuat untuk menggerakkan kaki ketika seseorang dalam keadaan istirahat.

Gejala RLS sering muncul ketika tubuh dalam posisi beristirahat pada malam hari. Tentu saja, hal ini dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Kondisi ini juga dapat memburuk saat tidur dengan istilah pergerakan kaki berkala dalam tidur.

RLS diperkirakan terjadi pada sekitar 5-15% dari populasi. Gejala sindrom ini dapat muncul sebelum usia 45 tahun (early onset) dan biasanya berkembang secara bertahap.

Namun, RLS juga bisa muncul pada individu yang berusia lebih dari 45 tahun (late onset) dengan perkembangan penyakit yang lebih cepat. Kasus ini lebih umum terjadi pada wanita dibandingkan pria.

Penyebab Sindrom Kaki Gelisah

Terdapat dua tipe sindrom kaki gelisah, yaitu sindrom kaki gelisah primer dan sekunder. RLS tipe primer disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf pusat.

Dalam banyak kasus, penyebab pasti dari sindrom kaki gelisah belum dapat diidentifikasi, sehingga dikenal juga sebagai idiopatik. Namun, penyakit yang bersifat idiopatik ini dapat bersifat turun-temurun pada 25-75% pasien.

Pasien dengan RLS tipe familial (yang diturunkan dari orang tua) biasanya mengalami gejala di usia yang lebih muda.

Selain itu, ada anggapan bahwa kondisi ini juga dipengaruhi oleh ketidakseimbangan bahan kimia dopamin di otak. Hal ini karena dopamin berfungsi sebagai sinyal untuk mengatur pergerakan otot.

Dalam situasi sindrom kaki gelisah sekunder, terdapat faktor lain yang menjadi penyebabnya, antara lain:

  • Kekurangan zat besi.
  • Penggunaan obat tertentu, seperti antihistamin, antidepresan, dan obat anti-mual.
  • Kehamilan. Beberapa individu mengalami RLS saat hamil, terutama pada trimester akhir.
  • Kondisi medis tertentu yang mendasari, seperti:
  • Kerusakan saraf perifer.
  • Gagal ginjal.
  • Masalah pada tulang belakang.
  • Penyakit Parkinson.
  • Diabetes mellitus.
  • Fibromialgia.
  • Gejala Sindrom Kaki Gelisah

Dorongan kuat untuk menggerakkan kaki adalah gejala utama dari sindrom kaki gelisah, biasanya dipicu oleh ketidaknyamanan dan bukan rasa sakit. Di samping itu, kondisi ini bisa disertai berbagai gejala lainnya, di antaranya sebagai berikut:

  • Dorongan tersebut muncul saat berbaring atau duduk lama, contohnya ketika di dalam mobil, pesawat, ruang rapat, atau bioskop.
  • Ada rasa lega setelah bergerak, seperti menggoyangkan kaki atau berjalan.
  • Gejala cenderung memburuk pada malam hari.
  • Kaki bergetar pada malam hari.

Orang yang mengalami sindrom kaki gelisah menggambarkan gejala RLS sebagai sensasi tidak nyaman di kaki atau tungkai, yang biasanya dirasakan di kedua sisi tubuh. Namun, kadang-kadang sensasi RLS ini sulit untuk dijelaskan. Mereka yang memiliki RLS umumnya tidak menganggap kondisi ini sebagai kram otot atau area yang mati rasa.

Diagnosis Sindrom Kaki Gelisah

Untuk mendiagnosis sindrom kaki gelisah, dokter akan melakukan wawancara tentang gejala dan sejarah kesehatan pasien. Setelah itu, pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai gejala tersebut.

Karena tidak ada tes khusus untuk mengidentifikasi kondisi ini, dokter biasanya merekomendasikan pemeriksaan neurologis seperti EMG (elektromiografi), serta tes lainnya seperti analisis darah dan kadar zat besi untuk menyingkirkan penyakit lain dan memastikan penyebab RLS.

Dokter juga bisa merekomendasikan pasien menjalani studi tidur malam dengan menggunakan polisomnografi untuk memeriksa frekuensi gerakan kaki saat tidur dan mengamati pola tidur.

Untuk menentukan diagnosis RLS, dokter juga akan membandingkan gejala yang dialami oleh pasien dengan kriteria dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi ke-5 (DSM-V), yakni:

  • Pasien memiliki dorongan kuat dan insting untuk menggerakkan kaki, biasanya dipicu oleh ketidaknyamanan.
  • Pasien mendapatkan kelegaan sebagian atau sepenuhnya saat menggerakkan kaki.
  • Gejala menjadi lebih parah atau hanya muncul pada sore atau malam hari.
  • Gejala ini terjadi setidaknya tiga kali dalam seminggu selama tiga bulan berturut-turut.
  • Gejala ini tidak diakibatkan oleh gangguan medis atau mental lainnya.
  • Gejala tersebut tidak disebabkan oleh dampak fisiologis dari penyalahgunaan obat atau perawatan tertentu.
  • Gejala tersebut dapat mengganggu kualitas hidup dan fungsi pasien.

Cara Mengatasi Sindrom Kaki Gelisah

Pengobatan untuk sindrom kaki gelisah biasanya melibatkan penggunaan obat-obatan yang bisa diambil di rumah untuk meredakan gejala.

Jika terdapat kondisi lain yang menjadi pemicu keinginan untuk menggerakkan kaki, dokter akan menyarankan agar pasien terlebih dahulu diobati untuk menyelesaikan penyebab yang mendasarinya.

Jika sindrom kaki gelisah (RLS) tidak disebabkan oleh faktor tertentu, pengobatan akan difokuskan pada perubahan pola hidup, seperti mengurangi asupan kafein, penggunaan antidepresan dan antipsikotik, serta rutin berolahraga dan melakukan fisioterapi untuk meredakan gejala.

Namun, jika pendekatan ini tidak memberikan hasil yang diharapkan, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan, antara lain:

  • Obat yang dapat meningkatkan kadar dopamin di otak, seperti rotigotine, pramipexole, dan ropinirole.
  • Obat-obatan yang mempengaruhi saluran kalsium, seperti gabapentin, gabapentin enacarbil, dan pregabalin.
  • Obat yang berfungsi untuk merelaksasi otot dan membantu tidur lebih baik di malam hari.
  • Obat jenis opioid, untuk mengurangi gejala yang parah.

Penting untuk dicatat bahwa dalam pengobatan sindrom kaki gelisah, mungkin diperlukan beberapa kali percobaan untuk menemukan obat atau kombinasi obat yang paling efektif untuk setiap pasien.

Sebagai tambahan informasi, penyebab dan gejala yang telah disebutkan sebelumnya tidak secara khusus menunjuk pada sindrom kaki gelisah.

Dengan kata lain, penyebab dari gejala tersebut dapat mirip dengan kondisi medis lainnya, sehingga sangat penting untuk berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Neurologi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

  • Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni

Rekomendasi Untuk Anda

  • Hutan Pinus Sentul, Wisata Alam Sejuk di Kaki Gunung Pancar

    Hutan Pinus Sentul, Wisata Alam Sejuk di Kaki Gunung Pancar

    • calendar_month Sen, 11 Agu 2025
    • account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
    • 0Komentar

    bogorplus.id – Bagi siapa saja yang ingin merasakan udara yang segar sambil menikmati keindahan alam, berkunjung ke Bogor adalah pilihan yang sangat baik. Sudah banyak yang tahu bahwa daerah ini memiliki tempat wisata yang terkenal, seperti Kebun Raya Bogor, Taman Safari, dan berbagai air terjun yang menakjubkan. Namun, ada satu tempat wisata lain yang tidak […]

  • Diduga Pembangunan Proyek di Lereng Gunung Tangkuban Parahu Memicu Kekhawatiran Pecinta Lingkungan

    • calendar_month Jum, 28 Mar 2025
    • account_circle Tim Bogor Plus
    • 0Komentar

    bogorplus.id – Sebuah proyek di lereng Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menjadi perhatian publik setelah foto-fotonya viral di media sosial. Foto-foto tersebut memperlihatkan pembukaan lahan yang diduga akan dijadikan objek wisata, dan aktivitas proyek ini mengubah lanskap hijau yang rimbun, memicu kekhawatiran di kalangan kalangan pecinta lingkungan. Dari informasi yang beredar, proyek tersebut […]

  • Pemkab Bogor dan DPRD Jabar Gelar Rapat Koordinasi, Bahas Prioritas Pembangunan 2026

    • calendar_month Sen, 12 Mei 2025
    • account_circle Tim Bogor Plus
    • 0Komentar

    bogorplus.id- Pemerintah Kabupaten Bogor menggelar rapat koordinasi prioritas pembangunan yang terintegrasi bersama angggota DPRD Provinsi Jawa Barat. Bupati Bogor Rudy Susmanto mengatakan, Pemkab Bohor dan Pemrov Jabar tengaj menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) tahun 2026. “Kita berdiskusi bersama-sama terkait arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Bogor ditahun 2026, yang tentunya selaras dengan kebijakan pemerintah pusat […]

  • Rekomendasi Cafe di Bogor View Bagus Cocok untuk Refreshing

    Rekomendasi Cafe di Bogor View Bagus Cocok untuk Refreshing

    • calendar_month Jum, 25 Jul 2025
    • account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
    • 0Komentar

    bogorplus.id – Siapa yang tidak suka menghabiskan waktu di kafe-kafe trendy dengan suasana yang indah dan pemandangan menawan? Pasti banyak yang menikmatinya, bukan? Kafe-kafe tak hanya menjadi tempat untuk berkumpul dan bersantai, namun banyak juga yang memanfaatkannya sebagai tempat kerja, yang sering disebut work from cafe. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan di dalam kafe. Saat […]

  • Nusron Wahid Sarankan Warga Urus Sertifikat Tanah yang Terbit Sebelum 1997

    • calendar_month Jum, 4 Apr 2025
    • account_circle Tim Bogor Plus
    • 0Komentar

    bogorplus.id – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menyampaikan bahwa masih banyak sertifikat lama yang bergambar bola dunia yang belum dilengkapi dengan peta kadastral. Oleh karena itu, pemilik sertifikat tanah yang diterbitkan sebelum tahun 1997 diimbau untuk memeriksa sertifikat mereka di Kantor Pertanahan (Kantah) setempat. Menurut Menteri Nusron, terdapat sekitar […]

  • Singgih Januratmoko Harap Lebaran 2025 Dapat Dilaksanakan Serempak

    • calendar_month Rab, 26 Mar 2025
    • account_circle Tim Bogor Plus
    • 0Komentar

    bogorplus.id – Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, memperkirakan bahwa Lebaran 2025 akan jatuh pada tanggal 31 Maret. Pimpinan Komisi VIII DPR, Singgih Januratmoko, menyampaikan harapan agar perayaan Lebaran pada tahun tersebut dapat dilaksanakan secara serempak pada tanggal yang sama. “Kita harapkan bisa kompak tanggal 31 (Maret),” ungkap Singgih kepada wartawan pada hari Selasa, 25 Maret 2025. Harapan dari Komisi VIII […]

expand_less