Sejarah Titik Awal Pembuatan Kebun Raya Bogor, Sudah Ada Sejak 1817
- account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
- calendar_month Kam, 17 Jul 2025
- comment 0 komentar

Foto: Istimewa
bogorplus.id – Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun botani luas yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat.
Luasnya mencapai 87 hektare dan menampung sekitar 15. 000 spesies koleksi pohon dan tanaman.
Awalnya, Kebun Raya Bogor merupakan bagian dari ‘samida’ (hutan buatan atau taman buatan) yang sudah ada sejak pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi) dari Kerajaan Sunda, seperti yang tercantum dalam prasasti Batutulis.
Hutan buatan ini dibangun untuk melestarikan lingkungan dan menjadi tempat penangkaran bagi benih kayu langka.
Selain samida ini, juga didirikan samida serupa di perbatasan Cianjur dan Bogor (Hutan Ciung Wanara).
Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda jatuh ke tangan Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun sebuah rumah peristirahatan di salah satu sudut hutan tersebut pada pertengahan abad ke-18.
Pada awal tahun 1800-an, Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang tinggal di Istana Bogor dan memiliki ketertarikan besar dalam dunia botani, berniat mengubah halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang indah.
Dengan bantuan ahli botani W. Kent, yang juga terlibat dalam pembangunan Kew Garden di London, Raffles merombak halaman istana menjadi taman bergaya Inggris yang klasik.
Inilah titik awal Kebun Raya Bogor dalam bentuk yang kita kenal sekarang.
Pada tahun 1814, Olivia Raffles, istri Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, meninggal dunia karena penyakit dan dimakamkan di Batavia.
Untuk mengenangnya, didirikanlah sebuah monumen di Kebun Raya Bogor yang dikenal sebagai Tugu Lady Raffles.
Tugu Lady Raffles Ide dari pendirian kebun raya ini dimotori oleh seorang ahli biologi bernama Abner yang mengirimkan surat kepada Gubernur Jenderal G. A. G. Ph. van der Capellen.
Dalam surat tersebut, ia menyampaikan keinginannya untuk meminta sebidang tanah guna didirikan kebun tanaman yang bermanfaat, sebagai tempat pendidikan guru, serta koleksi tanaman untuk pengembangan kebun lainnya.
Akhirnya, pada 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal G. A. G. P. van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya di Kota Bogor, yang pada saat itu dikenal sebagai Buitenzorg (dalam bahasa Belanda berarti “tidak perlu khawatir”), dengan nama ’s Lands Plantentuin te Buitenzorg.
Proses pendiriannya dimulai dengan penanaman cangkul pertama di tanah Pajajaran sebagai tanda dimulainya pembangunan kebun ini, yang dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent, seorang kurator terkenal dari Kebun Botani Kew di Richmond, Inggris.
Sekitar 47 hektar area di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan sebagai lokasi pertama kebun botani.
Reinwardt menjabat sebagai pengarah pertama dari tahun 1817 hingga 1822. Ia memanfaatkan kesempatan itu untuk mengumpulkan berbagai tanaman dan benih dari wilayah lain di Nusantara.
Dengan segera, Bogor menjadi pusat pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada waktu itu, diperkirakan terdapat sekitar 900 tanaman hidup yang ditanam di kebun tersebut.
Reinwardt juga menjadi pelopor dalam pembuatan herbarium dan kemudian dikenal sebagai pendiri Herbarium Bogoriense.
- Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni