Breaking News
light_mode
Trending Tags

Sejarah Kelam G30S PKI, dari Lubang Buaya hingga Pembubaran PKI

  • account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
  • calendar_month Kam, 21 Agu 2025
  • comment 0 komentar

bogorplus.id – G30S PKI atau gerakan 30 September yang diprakarsai oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi salah satu momen kelam dalam sejarah pemerintahan Indonesia saat itu.

PKI adalah salah satu partai tertua dan terbesar di tanah air. Partai ini mengorganisasi berbagai kalangan, mulai dari intelektual, buruh, hingga petani.

Dalam pemilihan umum 1955, PKI meraih 16,4 persen suara, menempati urutan keempat setelah PNI, Masyumi, dan NU.

Latar belakang PKI tidak dapat dipisahkan dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV), sebuah partai kecil beraliran kiri yang didirikan oleh sosialis Belanda, Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet, yang lebih dikenal sebagai Henk Sneevliet.

Menurut buku “Sejarah untuk Kelas XII” yang ditulis oleh Nana Supriatna, ISDV berusaha mempengaruhi partai-partai lokal, baik yang besar maupun kecil, termasuk Sarekat Islam (SI).

Beberapa tokoh SI yang terkenal pada masa itu seperti Semaoen dan Darsono, yang memiliki kontribusi signifikan dalam pembentukan PKI.

Di tahun 1920-an, ISDV menginspirasi berdirinya PKI dengan Semaoen sebagai ketua dan Darsono menjabat sebagai wakil.

Dalam karya “Tan Malaka: Pergulatan Menuju Republik 1897-1925” yang ditulis oleh Harry A. Poeze, Tan Malaka pernah mengusulkan agar PKI menjadi Partai Nasional Revolusioner Indonesia, namun usul tersebut ditolak oleh Semaoen.

Sejarah G30S PKI

Peristiwa G30S PKI berlangsung pada tahun 1965 dan dipimpin oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit, pemimpin terakhir PKI. Di bawah kepemimpinan DN Aidit, PKI mengalami perkembangan yang signifikan meski melalui sistem parlementer.

Dalam buku “Api Sejarah 2” yang ditulis oleh Ahmad Mansur Suryanegara, Arnold C. Brackman menyebutkan bahwa DN Aidit mendukung pandangan Khrushchev yang menyatakan, “Jika segala sesuatunya bergantung pada komunis, kita harus memilih jalan damai. ”

Pandangan tersebut dianggap bertentangan dengan ideologi Mao Ze Dong dan Stalin yang menegaskan bahwa komunisme hanya bisa ditegakkan melalui peperangan.

G30S PKI berlangsung dari malam hingga pagi, tepatnya pada akhir tanggal 30 September dan memasuki 1 Oktober 1965.

Gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI menargetkan para perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam target langsung dibunuh di rumah mereka, sementara yang lainnya diculik dan dibawa ke Lubang Buaya.

Keenam perwira tinggi yang menjadi korban G30S PKI meliputi Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

Tujuan G30S PKI

Sasaran utama G30S PKI adalah menghapus pemerintahan era Soekarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis. PKI dilaporkan memiliki lebih dari 3 juta anggota, menjadikannya partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah RRC dan Uni Soviet.

Selain itu, dalam buku “Sejarah untuk SMK Kelas IX” yang ditulis oleh Prawoto, beberapa tujuan G30S PKI adalah sebagai berikut:

  1. Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara komunis.
  2. Menghilangkan kekuatan TNI Angkatan Darat dan merebut kontrol pemerintahan.
  3. Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menerapkan ideologi komunis dalam sistem pemerintahan untuk menggapai masyarakat komunis.
  4. Menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi komunis.
  5. Kudeta terhadap Presiden Soekarno berkaitan dengan serangkaian aktivitas komunisme di tingkat internasional.

Kronologi G30S PKI

Tindakan yang dilakukan oleh PKI untuk menyebarkan ideologi komunis memicu kecurigaan dari kelompok yang menentang komunisme. Hal ini juga meningkatkan persaingan di kalangan elit politik nasional.

Kecurigaan ini semakin berkembang dan menciptakan rumor di kalangan publik, terutama terkait kondisi kesehatan Presiden Soekarno dan Dewan Jenderal Angkatan Darat.

Di tengah suasana curiga, Letnan Kolonel Untung, yang merupakan Komandan Batalyon I Kawal Resimen Cakrabirawa, pasukan khusus yang melindungi Presiden, memimpin sekelompok prajurit untuk melakukan serangan bersenjata di Jakarta.

Mereka meninggalkan Lubang Buaya. Kejadian ini berlangsung pada tengah malam, dari hari Kamis, 30 September 1965 menuju Jumat, 1 Oktober 1965.

Kudeta yang awalnya dikenal sebagai Operasi Takari berganti nama menjadi gerakan 30 September. Mereka menculik dan membunuh beberapa perwira tinggi Angkatan Darat.

Operasi militer pada 30 September berhasil menangkap enam perwira tinggi Angkatan Darat.

Enam Jenderal yang kehilangan nyawa dalam peristiwa G30S PKI termasuk Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

Selain itu, ajudan Menhankam/Kasab Jenderal Nasution, Letnan Satu Pierre Andreas Tendean serta pengawal Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena, Brigadir Polisi Satsuit Tubun juga tewas.

Salah satu Jenderal yang selamat dari serangan PKI adalah AH Nasution, tetapi anak perempuannya, Ade Irma Suryani Nasution, tidak dapat diselamatkan.

Sementara itu, di Yogyakarta, G30S PKI yang dipimpin oleh Mayor Mulyono mengakibatkan kematian TNI Angkatan Darat, Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono.

Kolonel Katamso menjabat sebagai Komandan Korem 072/Yogyakarta, sedangkan Letnan Kolonel Sugiyono adalah Kepala Staf Korem. Keduanya diculik dan tewas di Desa Kentungan, di utara Yogyakarta.

Latar Belakang G30S PKI

Secara umum, G30S PKI muncul di tengah dominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (NASAKOM) yang berlangsung sejak diterapkannya Demokrasi Terpimpin pada tahun 1959-1965 di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno.

Beberapa faktor lain yang memicu gerakan ini, yang berujung pada kematian para Jenderal, adalah kurangnya keharmonisan antara anggota TNI dan PKI.

Timbul ketegangan antara keduanya. Selain itu, rumor mengenai kesehatan Presiden Soekarno juga menjadi latar belakang pemberontakan G30S PKI.

Itulah rangkuman sejarah G30S PKI. Setelah gerakan itu berhasil dipatahkan, banyak aksi dari masyarakat yang mendesak untuk membubarkan PKI.

  • Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni

Rekomendasi Untuk Anda

  • Tips Merawat Baterai Tanam Agar Tahan Lama

    Tips Merawat Baterai Tanam Agar Tahan Lama

    • calendar_month Sel, 29 Jul 2025
    • account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
    • 0Komentar

    bogorplus.id – Baterai tanam atau baterai yang tidak dapat dilepas adalah jenis baterai yang terdapat di smartphone. Mungkin kamu sudah familiar dengan berbagai jenis baterai. Namun, bagaimana cara untuk menjaga daya baterai yang satu ini? Merawat baterai tanam tidak serumit merawat baterai yang bisa dilepas, dan sebenarnya baterai tanam memiliki kualitas yang lebih baik. Namun, […]

  • 5 Ide Resep Camilan Sederhana yang Lezat Dan Populer sebagai Inspirasi Bisnis

    5 Ide Resep Camilan Sederhana yang Lezat Dan Populer sebagai Inspirasi Bisnis

    • calendar_month Kam, 24 Jul 2025
    • account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
    • 0Komentar

    bogorplus. id – Terdapat berbagai resep camilan sederhana dan nikmat yang bisa dibuat kapan saja. Anda bisa memilih untuk membuat camilan manis atau gurih, keduanya memiliki rasa yang menggugah selera. Memang, camilan sederhana menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Di waktu santai atau saat liburan, camilan yang mudah dibuat sering dicari untuk menemani […]

  • Efisiensi Anggaran, Perjalanan Dinas Kabupaten Bogor Dipangkas 50 Persen 

    • calendar_month Jum, 21 Mar 2025
    • account_circle Tim Bogor Plus
    • 0Komentar

    bogorplus.id- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, memangkas anggaran perjalanan dinas, seremoni, percetakan dan Alat Tulis Kantor (ATK) sebesar 50 persen. Hal itu dilakukan sesuai dengan Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Sekretaris BPKAD Kabupaten Bogor Achmad Wildan mengatakan, sesuai […]

  • Lestarikan Budaya Sunda, Pemkab Bogor Bangun Replika Pendopo Kawedanaan Jasingan

    • calendar_month Rab, 23 Apr 2025
    • account_circle Tim Bogor Plus
    • 0Komentar

    bogorplus.id- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya Sunda melalui pembangunan replika Pendopo Kawedanaan Jasinga. Bupati Bogor Rudy Susmanto meninjau langsung progres pembangunan pendopo yang diinisiasi sebagai pusat budaya Jasinga, Rabu (23/4). “Alhamdulillah, hari ini kita bisa bersilaturahmi dan menyaksikan langsung pembangunan replika pendopo yang telah dinanti masyarakat Jasinga,”ujarnya. Menurut Rudy, Ini bukan […]

  • Menkes: Orang dengan Penghasila Rp 15 Juta Pasti Lebih Cerdas dan Sehat

    • calendar_month Sel, 20 Mei 2025
    • account_circle Tim Bogor Plus
    • 0Komentar

    bogorplus.id – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa individu dengan penghasilan tinggi cenderung lebih sehat dan lebih cerdas. Ia juga berpendapat bahwa pendapatan yang tinggi merupakan salah satu indikator dari sebuah negara yang berkembang. Ia menetapkan bahwa penghasilan tinggi itu berada pada angka Rp 15 juta per bulan. Jika seorang memperoleh haji sebesar itu, […]

  • Apa Saja Isi Souvenir HUT ke-80 RI di Istana Merdeka? Ada Payung hingga Buku Prabowo

    Apa Saja Isi Souvenir HUT ke-80 RI di Istana Merdeka? Ada Payung hingga Buku Prabowo

    • calendar_month Sen, 18 Agu 2025
    • account_circle Dheza
    • 0Komentar

    Bogorplus.id – Di tengah sorotan rangkaian upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, perhatian publik tidak hanya tertuju pada prosesi kenegaraan, tetapi juga pada souvenir yang diberikan kepada para tamu undangan. Masyarakat yang hadir dalam acara ini menerima tas jinjing berwarna cokelat muda yang menjadi sorotan karena isinya […]

expand_less