Misteri dan Legenda Telaga Warna, Permata Alam di Puncak Bogor
- account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
- calendar_month Rab, 13 Agu 2025
- comment 0 komentar

Foto: Istimewa
bogorplus.id – Telaga Warna adalah destinasi wisata yang terletak di area Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Dipercaya, Telaga Warna dulunya adalah sebuah istana yang megah dan dikenal sebagai Kerajaan Kuta Tanggeuhan.
Namun, kerajaan itu kemudian hilang akibat tindakan putri raja yang sangat serakah.
Legenda Telaga Warna
Dikatakan bahwa penguasa Tanggeuhan pada zaman dahulu adalah Prabu Swarnalaya dan istrinya, Ratu Purbamanah.
Awalnya, mereka tidak mendapatkan anak karena telah melanggar larangan untuk membunuh rusa.
Dalam cerita rakyat setempat, diyakini bahwa membunuh rusa sama dengan merusak masa depan keturunan mereka. Karena itulah, sang raja tidak mempunyai anak.
Namun, Prabu Swarnalaya tidak kehilangan harapan. Ia memutuskan untuk meditasi di sebuah gua di Gunung Mas sebagai usaha untuk menebus kesalahannya agar bisa memiliki anak.
Setelah menjalani berbagai ritual, ia kembali ke istana, dan istrinya menyambut kedatangan dengan sajian lezat.
Tak berapa lama, kabar menggembirakan muncul, hasil meditasi sang raja memberikan berkah, dan istri segera hamil.
Berita ini diterima dengan penuh rasa syukur oleh sang raja, tampak di wajahnya kebahagiaan yang berpadu dengan haru.
Waktu berlalu, dan tak terasa istri telah memasuki bulan ke sembilan kehamilannya, yang berarti sebentar lagi mereka akan memiliki anak.
Saat hari kelahiran tiba, Prabu dan istrinya sangat berbahagia karena dikaruniai seorang putri yang sangat cantik.
Putri yang anggun ini kemudian diberi nama Dewi Kuncung Biru.
Karena Prabu dan Ratu telah lama mendambakan anak, putri ini pun sangat dimanjakan.
Seiring bertambahnya usia, putri menjadi semakin manja.
Permintaannya juga semakin aneh, membuat sang raja dan ratu kebingungan.
Menjelang ulang tahunnya, Dewi Kuncung Biru meminta kepada orang tuanya untuk menghias setiap helai rambutnya dengan emas permata sebagai hadiah.
Raja dan Ratu menolak permintaan itu karena dianggap tidak masuk akal. Penolakan ini membuat Dewi Kuncung Biru marah.
Suaranya yang marah terdengar hingga keluar istana. Rakyat yang mendengar berita ini kemudian berusaha mengumpulkan harta mereka untuk memenuhi permintaan putri raja.
Mendengar niat baik rakyatnya, raja sangat berterima kasih. Ia mengundang seluruh rakyat untuk makan besar di istana saat ulang tahun putrinya.
Di tengah pesta, raja memberikan hadiah kepada putrinya dalam sebuah kotak.
Dewi Kuncung Biru merasa gembira, tetapi saat membuka kotak tersebut, isi di dalamnya tidak sesuai harapan.
Putri yang manja itu langsung melempar kotak tersebut dan isinya berhamburan di tengah keramaian.
Raja dan ratu serta rakyat yang menyaksikan peristiwa itu terkejut, tidak menyangka sikapnya kontras dengan kecantikan wajahnya.
Tindakan Dewi Kuncung Biru ini membuat alam marah. Langit seketika bergemuruh dan badai pun datang.
Bukan hanya itu, tanah pun menghukum sikap putri yang tidak bersyukur ini. Tanah terbelah dan menenggelamkan segala sesuatu di sekelilingnya.
Kerajaan itu pun tenggelam, menyisakan segala yang ada. Hujan deras yang kemudian turun membuat bekas kerajaan tergenang dan membentuk telaga.
Diyakini, telaga ini dihuni berbagai ikan berwarna-warni, sehingga masyarakat sekitar menamakannya Telaga Warna.
Referensi:
Suhaemi, E. (2016). Misteri Telaga Warna. Jakarta Timur: Balai Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
- Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni