Melihat Kampung Tokyo di Desa Malasari Bogor yang Bikin Lupa Hiruk Pikuk Kota
- account_circle Sandi
- calendar_month Sel, 5 Agu 2025
- comment 0 komentar

Kampung Tokyo Desa Malasari. Foto : bogorplus.id
bogorplus.id- Di balik hamparan perkebunan teh di Kaki Gunung Halimun Salak, tersembunyi sebuah kampung kecil yang disebut mirip pedesaan di Negara Jepang.
Namanya Kampung ini yakni Malani. Tapi kebanyakan oranh menyebutnya dengan Kampung Tokyo. Lokasinya ada di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Suasana yang masih sangat asri, anak-anak bermain di tengah hari, gemericik air di selokan kecil, dan aroma teh yang tertiup angin pegunungan seakan-akan melupakan hiruk pikuk kota.
Rumah-rumah di kampung ini berdiri rapi, berdinding bilik bambu, dan beratapkan genteng.
Sekilas, suasananya mengingatkan pada Desa Shirakawa di Prefektur Gifu, Jepang, desa tradisional yang masuk daftar Warisan Dunia UNESCO.
Julukan “Kampung Tokyo” ternyata tidak berasal dari warga setempat. Melainkan muncul dari para pengunjung yang datang, memotret, lalu membagikan kesan mereka di media sosial.
Kampung ini dihuni oleh 55 kepala keluarga atau sekitar 163 jiwa. Sebagian besar bekerja sebagai petani atau penyiram tanaman di kebun teh sekitar kampung.
Meski berada jauh dari keramaian kota, warga Kampung Malani hidup dengan semangat gotong royong yang kental. Suasana kampung pun terasa hangat dan bersahaja.
Daya tarik Kampung Tokyo justru ada pada kesederhanaannya. Di tengah arus modernisasi, kampung ini tetap mempertahankan nuansa tradisional yang alami.
“Sebetulnya ini namanya Kampung Malani. Tapi karena rumahnya kelihatan dari atas, bentuknya mirip rumah-rumah di Jepang, pengunjung mulai menyebutnya Kampung Tokyo,”ujar Sekertaris Desa Malasari, Suryati, Selasa (5/8).
Menurut Ucu, rumah-rumah itu awalnya dibangun sebagai fasilitas bagi para pekerja kebun teh yang dikelola PT Sumi Asih.
Desainnya memang masih mempertahankan gaya rumah lama yang sederhana namun seragam, lengkap dengan musala kecil sebagai pusat kegiatan ibadah warga.
“Rumah-rumah ini dulunya disediakan untuk para pekerja. Bangunannya memang masih pakai model zaman dulu, jadi kelihatan unik,”katanya.
- Penulis: Sandi