Legenda dan Misteri Dibalik Keindahan Gunung Arjuno
- account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
- calendar_month Sen, 8 Sep 2025
- comment 0 komentar

Foto: Instagram/@satyawinnie
bogorplus.id – Gunung Arjuno adalah sebuah gunung berapi yang terletak di Jawa Timur. Gunung ini terletak di batas antara Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan. Letusan terakhir dari gunung ini terjadi pada tahun 1952. Ketinggiannya mencapai 3339 mdpl. Gunung Arjuno adalah gunung tertinggi kedua di Jawa Timur, justru di bawah gunung Semeru.
Puncak gunung ini dinamakan Welirang. Bagi pendaki, jalur pendakian dikenal dengan nama jalur Arjuno-Welirang. Beberapa jalur yang tersedia untuk pendakian di Gunung Arjuno termasuk Tretes, Purwosari, Lawang, dan Selecta. Saat mendaki, para pendaki dapat menikmati panorama alam yang indah.
Selain keindahan alam, terdapat juga cerita misterius, candi, dan lokasi sejarah di gunung ini. Di masa lalu, Gunung Arjuno menjadi pusat pemerintahan kerajaan Majapahit. Menurut salsawisata. com, dalam kawasan Gunung Arjuno terdapat situs bersejarah yang dikenal sebagai Goa Antaboga atau Onto Boego. Goa ini digunakan sebagai lokasi pertapaan Naga Hyang Antaboga.
Ada sejumlah arca yang dianggap keramat oleh penduduk setempat. Di situ terdapat Candi Sepilar, yang terdiri dari sembilan arca penjaga dan lima arca Pandawa. Situs sejarah ini berkaitan dengan kisah pewayangan Pandawa. Selain dari sisi sejarah, gunung ini juga menyimpan cerita mistis atau misteri yang diketahui oleh pendaki dan masyarakat. Misteri Gunung Arjuno ini sudah menjadi pengetahuan para pendaki.
Misteri Gunung Arjuno
1. Tidak Boleh Ganjil
Pendaki diharuskan untuk memiliki jumlah genap, dan tidak boleh ganjil. Jumlah pendaki yang ganjil dianggap sebagai misteri di Gunung Arjuno. Penduduk setempat percaya bahwa jika pendaki berjumlah ganjil, maka akan ada makhluk halus yang menambah jumlahnya.
2. Suara Gamelan Ngunduh Mantu
Salah satu misteri yang terkenal dari Gunung Arjuno adalah suara gamelan. Suara aneh ini sering terdengar oleh pendaki di malam hari. Suara gamelan ini mirip dengan bunyi yang ada pada upacara pernikahan di budaya Jawa Timur. Mitos tentang gamelan ini dikaitkan dengan lokasi kerajaan Majapahit dan Singosari.
Dipercaya bahwa suara gamelan ini berasal dari zaman kerajaan Majapahit dan Singosari. Suara yang tiba-tiba muncul ini dapat menghilang dan diyakini sebagai tanda adanya acara ngunduh mantu dari bangsa jin. Ada anggapan bahwa jika pendaki mendengar suara gamelan, mereka harus segera turun agar tidak dibawa pergi atau tersesat oleh jin.
3. Alas Lali Jiwo
Alas Lali Jiwo berarti hutan yang melupakan diri. Masyarakat sekitar mempercayai bahwa siapa pun yang tersesat di hutan ini memiliki niat buruk. Alas Lali Jiwo menjadi hukuman dan kutukan bagi orang-orang yang bermaksud jahat.
4. Banyak Petilasan
Petilasan adalah istilah yang berasal dari kata “telas“, yang berarti tempat yang pernah disinggahi atau dihuni. Menurut stekom. ac. id, petilasan adalah lokasi untuk beristirahat selama pengembaraan atau pertapaan. Petilasan sering dikaitkan dengan legenda yang berkembang di masyarakat.
Berdasarkan informasi dari rumah123. com, terdapat banyak petilasan di Gunung Arjuno, seperti Petilasan Eyang Sri Makutharama, Petilasan Sepilar, Petilasan Eyang Semar, Petilasan Eyang Sakri, Petilasan Eyang Sekultram, Petilasan Eyang Abilasa, dan Petilasan Eyang Antaboga. Tempat-tempat ini memiliki misteri yang memberikan pengaruh kepada pendaki.
5. Pasar Setan
Pendaki yang melewati puncak Gunung Arjuno melalui jalur Tretes kadang-kadang mendengar suara ramai. Jika dilihat pada siang hari, tempat tersebut hanyalah tanah kosong. Namun, saat malam tiba, konon terdengar keramaian seperti suasana pasar.
6. Pantangan
Sebelum memulai perjalanan pendakian, terdapat beberapa pantangan di Gunung Arjuno. Misalnya, pendaki tidak boleh mengenakan baju merah, wanita yang sedang haid tidak diperbolehkan melanjutkan pendakian, tidak boleh mendaki dengan jumlah ganjil, dan dilarang merusak situs-situs petilasan.
Pendaki dengan jumlah tidak genap sebaiknya membawa tongkat untuk melengkapinya. Apabila larangan tidak dipatuhi, banyak kisah gaib akan muncul di masyarakat. Misalnya, ada pendaki yang hilang, tersesat, hingga mengalami gangguan supranatural karena melanggar larangan.
- Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni