Kanker Serviks Dapat Dicegah dan Disembuhkan, Apa Saja Caranya
- account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
- calendar_month Sen, 21 Jul 2025
- comment 0 komentar

Ilustrasi Kanker Serviks
bogorplus. id – Kanker serviks adalah salah satu penyebab kematian utama di kalangan wanita Indonesia. Bahkan, Indonesia berada di posisi teratas untuk jumlah kasus kanker serviks di Asia Tenggara.
Menurut data dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan 2015, laporan Globocan 2012 menunjukkan, setiap hari ada 26 perempuan di Indonesia yang meninggal dunia akibat kanker serviks.
Ini berarti setiap jam setidaknya terdapat satu wanita di Indonesia “hilang nyawa” karena penyakit yang disebabkan oleh virus human papilloma (HPV) ini.
Kondisi ini sepertinya belum banyak berubah sampai saat ini. Kanker serviks masih menjadi ancaman serius bagi wanita. Tentu saja kita masih ingat bagaimana artis Julia Perez akhirnya tidak mampu melawan penyakit ini.
Kanker terjadi ketika sel-sel tubuh mengalami perubahan dan tumbuh secara tidak terkendali di berbagai bagian tubuh manusia, termasuk leher rahim (serviks).
Ciri-ciri kanker serviks biasanya mulai terlihat saat penyakit berada di tahap akhir. Ciri-ciri ini bisa berupa pendarahan tidak normal dari vagina setelah berhubungan seksual, di luar siklus menstruasi, atau setelah menopaus. Cairan yang keluar seringkali berwarna merah muda, cokelat, atau pucat.
Perubahan dalam siklus menstruasi, seperti terlambat lebih dari waktu normal selama tiga bulan berturut-turut atau pendarahan yang sangat banyak, juga patut dicurigai sebagai salah satu tanda kanker serviks.
Deteksi Dini
Ciri-ciri ini umumnya baru muncul ketika kanker telah memasuki tahap lanjut. Oleh karena itu, banyak penderita kanker serviks sering kali terlambat mendapatkan pengobatan yang intensif.
Padahal, kanker serviks termasuk jenis kanker yang paling dapat dicegah dan disembuhkan jika terdeteksi pada tahap awal.
Deteksi dini terbukti efektif untuk mengatasi kanker sebelum menjadi kanker invasif yang semakin sulit untuk disembuhkan.
Deteksi kanker dapat dilakukan melalui pap smear, pemeriksaan visual dengan asam asetat (IVA), atau HPV-DNA. Tes-tes deteksi dini ini dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat, misalnya di klinik laboratorium Prodia.
Pap smear dilakukan dengan mengusap mulut rahim dan sedikit leher rahim menggunakan sikat kecil yang lembut.
Hasil dari pengusapan ini kemudian akan diberi pewarna khusus dan diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui apakah sel-sel epitel mulut rahim masih dalam kondisi normal atau tidak.
Tes IVA mirip dengan pap smear. Prosedur ini dilakukan dengan memoles mulut rahim menggunakan asam asetat. Dari situ, akan terlihat adanya kelainan berupa area berwarna putih yang dapat menunjukkan tanda-tanda kanker serviks.
Sementara itu, pemeriksaan HPV-DNA adalah tes lanjutan jika hasil pap smear tidak jelas atau membingungkan. Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat telah menyetujui pemeriksaan HPV-DNA untuk dilakukan bersamaan dengan pap smear sebagai langkah utama deteksi kanker serviks, terutama pada wanita di atas usia 30 tahun.
HPV-DNA adalah pemeriksaan molekuler yang menggunakan metode hybrid capture II untuk mendeteksi DNA human papilloma virus (HPV) tipe berisiko tinggi dari sampel yang diambil dari serviks. Ada setidaknya 13 jenis HPV berisiko tinggi yang dapat terdeteksi dengan tes HPV-DNA.
Selain deteksi dini, langkah pencegahan tambahan juga diperlukan agar upaya melawan pembunuh berbahaya ini semakin efektif.
Beberapa di antaranya adalah melakukan vaksinasi HPV, menjaga pola makan yang sehat, menghindari rokok dan minuman beralkohol, serta rutin berolahraga.
- Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni