Bumi Bulat atau Bumi Datar? Begini Fakta Ilmiahnya
- account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
- calendar_month Kam, 11 Sep 2025
- comment 0 komentar

bogorplus.id – Kamu mungkin sudah mendengar tentang diskusi mengenai teori tentang bentuk Bumi. Ada yang percaya bahwa Bumi memiliki bentuk bulat, sementara yang lain mengajukan pandangan bahwa Bumi itu datar. Kamu termasuk pendukung kelompok mana, nih? Apakah tim Bumi bulat atau tim Bumi datar?
Sebenarnya, perdebatan antara Bumi bulat dan Bumi datar ini telah lama menjadi topik yang diperbincangkan. Namun hingga kini, isu ini masih sering diperbincangkan.
Teori Bumi Bulat
Teori mengenai Bumi bulat dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah round earth theory atau spheroid theory. Teori ini berpendapat bahwa Bumi memiliki bentuk seperti bola atau globe.
Teori Bumi bulat memiliki sejumlah bukti yang berasal dari pengamatan astronomi. Salah satunya adalah tampaknya bayangan Bumi saat gerhana bulan, lengkungan cakrawala yang terlihat dari ketinggian, dan adanya gaya gravitasi yang menarik segala sesuatu menuju pusat Bumi.
Teori Bumi bulat telah menjadi keyakinan yang secara umum diterima oleh masyarakat. Di dalam buku pelajaran sekolah, juga dijelaskan mengenai bentuk dan gambar yang menunjukkan bahwa Bumi itu bulat.
Hal ini disebabkan karena teori ini telah menyajikan banyak bukti ilmiah yang mendukung kebenarannya. Beberapa argumen ilmiah yang mendukung teori Bumi bulat meliputi:
1. Perspektif dari ketinggian
Alasan pertama yang mendukung teori Bumi bulat adalah pandangan dari ketinggian.
Ketika dilihat dari ketinggian, misalnya saat terbang dengan pesawat, kita dapat melihat cakrawala Bumi yang menunjukkan lengkungan.
Selain itu, ketika dilihat dari luar angkasa dengan pesawat antariksa, tampak pula bentuk Bumi yang bulat, seperti dalam foto-foto Bumi yang dirilis oleh NASA.
2. Bentuk bayangan Bumi ketika gerhana Bulan
Gerhana Bulan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar dan membentuk garis lurus. Dalam hal ini, Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga Bumi akan menghalangi sinar Matahari yang menuju Bulan.
Dengan kata lain, selama gerhana Bulan, yang kita lihat dari Bumi adalah bayangan Bumi yang jatuh di permukaan Bulan. Selama peristiwa gerhana Bulan, bayangan Bumi yang kita lihat di Bulan itu berbentuk bulat, bukan? Ini menunjukkan bahwa Bumi sebenarnya berbentuk bulat.
3. Keberadaan gaya gravitasi Bumi
Gaya gravitasi Bumi adalah daya tarik yang terjadi antar benda yang ada di Bumi. Benda-benda tersebut akan tertarik menuju pusat Bumi, sehingga tidak melayang di udara.
Hal ini berbeda saat kita berada di luar angkasa. Di sana, tidak terdapat gaya gravitasi Bumi, sehingga benda-benda akan mengapung di udara. Jika Bumi berbentuk datar, maka hukum gaya gravitasi ini tidak akan dapat dijelaskan secara tepat.
4. Bukti-bukti astronomis
Selanjutnya, teori Bumi bulat juga didukung oleh berbagai bukti astronomis. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, benda langit lainnya seperti planet dan Bulan juga memiliki bentuk bulat.
Ini menunjukkan bahwa bentuk bulat bukanlah sesuatu yang hanya berlaku untuk Bumi, tetapi juga terjadi pada benda-benda langit lainnya di alam semesta.
5. Bukti topografi
Di samping bukti visual dan fisik, bukti topografi juga menegaskan bahwa Bumi berbentuk bulat. Topografi adalah studi atau analisis yang mendalam tentang kondisi permukaan Bumi pada satu daerah.
Misalnya, penelusuran di lautan menunjukkan bahwa kelengkungan Bumi dapat dirasakan di permukaan air.
6. Sejarah
Berdasarkan catatan sejarah, gagasan yang mengemukakan bahwa Bumi berbentuk bulat telah ada sejak zaman kuno, bahkan sebelum adanya teknologi yang dapat membuktikan hal tersebut.
Dengan adanya fakta-fakta ilmiah, teori tentang Bumi berbentuk bulat tetap menjadi yang paling tepat dan diakui secara luas oleh masyarakat.
Nah, itu dia sejumlah alasan dari sudut pandang sejarah dan ilmu pengetahuan yang menguatkan teori Bumi bulat. Lantas, bagaimana dengan teori Bumi datar? Apakah ada bukti ilmiah yang mendukungnya? Mari kita bahas lebih lanjut!
Teori Bumi Datar
Teori Bumi datar adalah pandangan yang beranggapan bahwa Bumi tidak berbentuk bulat seperti yang selama ini dipahami, melainkan datar seperti piring atau cakram.
Konsep Bumi datar ini konon telah ada sejak zaman purba, tetapi kembali mencuat pada abad ke-19. Belakangan, teori ini kembali menjadi perbincangan dan sering diperdebatkan, terutama di kalangan mereka yang tertarik dengan teori konspirasi.
Sayangnya, pandangan ini tidak didukung oleh bukti ilmiah yang cukup kuat, sehingga dianggap tidak bisa dipercaya secara ilmiah. Berikut beberapa alasan kuat mengapa teori Bumi datar tidak bisa diterima secara ilmiah:
1. Bukti visual
Bayangan Bumi saat gerhana Bulan, garis horizon yang melengkung, dan lainnya menunjukkan bahwa Bumi berbentuk bulat.
Beberapa penganut teori Bumi datar, yang dikenal sebagai flat earthers, berargumen bahwa foto-foto Bumi yang diambil oleh NASA merupakan hasil manipulasi. Namun, sampai saat ini belum ada foto yang menunjukkan bahwa Bumi berbentuk datar.
2. Gravitasi Bumi
Salah satu kritik umum terhadap pengikut teori Bumi datar adalah mengenai hukum gravitasi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hukum gravitasi yang diperkenalkan oleh Newton menyatakan bahwa setiap objek memiliki gaya gravitasi yang menarik benda lain ke pusatnya.
Ini menjelaskan mengapa barang yang kita lempar ke udara selalu jatuh kembali ke Bumi. Jika Bumi berbentuk datar, maka hukum gravitasi Newton tidak bisa dijelaskan dengan baik.
3. Astronomi
Selanjutnya, pengamatan terhadap objek-objek langit menunjukkan bahwa Matahari, Bulan, dan planet-planet di alam semesta memiliki bentuk bulat.
Jika benda-benda langit tersebut bulat, mengapa hanya Bumi yang datar? Atau apakah Matahari, Bulan, dan planet lain juga berbentuk datar seperti Bumi? Apa pendapatmu tentang hal ini?
Jadi, meskipun ada kelompok yang meyakini teori Bumi datar, hingga kini tidak ada bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung teori tersebut.
Justru, bukti ilmiah yang ada sejak lama dengan jelas menunjukkan bahwa Bumi berbentuk bulat. Oleh karena itu, teori Bumi bulat tetap dianggap sebagai teori yang akurat dan ilmiah.
- Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni