7 Ciri-Ciri Demam Berdarah Dengue yang Sering Terabaikan
- account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
- calendar_month 16 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Red rash on baby skin at the back / Roseola infantum
bogorplus.id – Pernahkah kamu atau anggota keluargamu mendapati demam tinggi yang tiba-tiba disertai nyeri sendi serta bercak merah pada kulit? Jika iya, kamu harus berhati-hati karena itu bisa jadi tanda-tanda Demam Berdarah Dengue.
Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit yang berasal dari virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. Meskipun penyakit ini tidak menyebar langsung dari satu orang ke orang lain, Demam Berdarah Dengue tetap menjadi salah satu penyakit menular yang cukup serius. Bagaimana cara untuk tepat mengenali gejala Demam Berdarah Dengue?
Tenang saja, dalam artikel ini akan dibahas secara mendetail tujuh tanda utama Demam Berdarah Dengue serta tindakan pencegahan dan pengobatan yang sesuai. Dengan mengetahui informasi ini, kamu dapat mengambil tindakan cepat dan tepat jika mencurigai ada anggota keluarga yang terpapar virus ini.
Demam Berdarah Dengue sering kali sulit untuk dibedakan dari demam jenis lain. Namun, terdapat beberapa tanda yang bisa membantu kamu mendeteksi penyakit ini lebih awal.
Simak tujuh ciri-ciri Demam Berdarah Dengue yang perlu diperhatikan:
1. Demam Tinggi
Gejala pertama yang paling umum adalah demam tinggi yang muncul secara tiba-tiba, biasanya mencapai hingga 40 derajat Celsius. Demam ini biasanya berlangsung antara 2 hingga 7 hari dan memiliki pola bifasik, yang berarti demam dapat turun setelah beberapa hari dan kemudian naik lagi.
2. Sakit Kepala
Rasa sakit yang hebat pada kepala sering kali muncul bersamaan dengan demam, terutama di bagian belakang kepala atau sekitar mata. Nyeri kepala ini dapat terasa berdenyut dan semakin parah saat bergerak.
3. Nyeri Otot dan Sendi
Rasa sakit yang dirasakan pada otot dan sendi, terutama di belakang mata, tulang, dan sendi, merupakan tanda umum. Nyeri ini dapat menyerupai sakit tulang yang dalam dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
4. Ruam Kulit
Munculnya ruam berwarna merah seperti makula atau makulopapular yang tampak seperti titik kecil merah merupakan tanda jelas adanya Demam Berdarah Dengue. Ruam ini biasanya muncul setelah demam mulai mereda dan sering kali menimbulkan rasa gatal, terutama di bagian dada, punggung, dan lengan.
5. Mual dan Muntah
Gangguan pencernaan seperti mual dan muntah sering kali terjadi, terutama pada tahap awal. Muntah bisa menyebabkan dehidrasi, sehingga penting untuk memperhatikan asupan cairan.
6. Pendarahan
Pada beberapa orang, Demam Berdarah Dengue dapat menyebabkan pendarahan seperti mimisan, gusi yang berdarah, atau timbulnya bercak merah di kulit yang sulit hilang ketika ditekan (petekie).
Pendarahan ini diakibatkan oleh penurunan jumlah trombosit dalam darah akibat kerusakan pada pembuluh darah. Dalam keadaan yang lebih serius, bisa juga terjadi pemuntahan darah atau tinja berwarna hitam, namun ini jarang terjadi.
7. Nyeri Perut
Nyeri di bagian perut juga bisa menjadi salah satu gejala Demam Berdarah Dengue, terutama jika disertai dengan pembesaran hati. Rasa nyeri ini bisa terasa tumpul atau tajam, dan mungkin disertai dengan mual dan muntah.
6 Cara Mencegah Demam Berdarah Dengue
Pencegahan Demam Berdarah Dengue adalah cara yang paling efektif untuk melindungi diri serta keluarga dari penyakit ini. Dengan memutus siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti, kita dapat menghambat penyebaran virus Dengue yang menyebabkan demam berdarah.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kamu ambil untuk mencegah Demam Berdarah Dengue:
1. Pengendalian Sarang Nyamuk
Lakukan upaya pengendalian sarang nyamuk secara teratur dengan cara:
Menguras bak mandi, wadah penampungan air, dan vas bunga setidaknya seminggu sekali. Pastikan tidak ada genangan air yang bisa menjadi sarang bagi nyamuk.
Tutup semua wadah seperti bak mandi atau drum dengan rapat, ataupun gunakan kelambu untuk mencegah masuknya nyamuk ke dalamnya.
Buanglah sampah di tempat yang telah disediakan. Sampah yang menumpuk dapat menjadi tempat untuk bermukimnya nyamuk.
Gunakan abate atau larvasida lainnya untuk menguapkan air di area yang sulit dibersihkan, sehingga bisa membunuh larva nyamuk di tempat-tempat tersebut.
2. Menggunakan Lotion atau Semprotan (Spray) Anti Nyamuk
Pakai lotion atau semprotan anti nyamuk untuk mencegah gigitan dari nyamuk. Oleskan atau semprotkan pada bagian kulit yang terbuka serta pakaian, terutama saat beraktivitas di luar ruangan sesuai arahan yang ada.
3. Menggunakan Kelambu
Tidur di bawah kelambu yang telah dioleskan insektisida atau menggunakan kelambu dengan insektisida akan memberikan perlindungan lebih saat tidur, terutama di malam hari saat nyamuk Aedes aegypti sangat aktif.
4. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Rawat kebersihan area di sekitar rumah agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Rutin bersihkan halaman, potong rumput dengan teratur, dan hindari menumpuk barang bekas yang bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk.
5. Vaksinasi
Walaupun belum ada vaksin yang sepenuhnya efektif, beberapa vaksin untuk demam berdarah sudah ada dan dapat diberikan kepada kelompok usia tertentu. Vaksin ini bisa membantu mengurangi kemungkinan terkena demam berdarah dan meringankan gejala jika terinfeksi.
Diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai vaksin demam berdarah dan apakah kamu atau anggota keluarga termasuk yang dianjurkan untuk mendapatkan vaksin.
6. Menggunakan Perangkap Nyamuk
Perangkap nyamuk bisa membantu mengurangi jumlah nyamuk di area rumah. Terdapat berbagai jenis perangkap nyamuk, seperti perangkap fisik dan perangkap dengan umpan.
Demam berdarah adalah penyakit serius yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan benar. Dengan mengenali tanda-tanda demam berdarah sejak awal, kamu bisa segera mengambil langkah yang sesuai.
Ingatlah, kunci utama dalam mengatasi demam berdarah adalah mendeteksi lebih awal dan penanganan yang tepat. Jika kamu atau anggota keluarga menunjukkan gejala yang mengarah pada demam berdarah, segera hubungi dokter.
- Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni