Jetstar Asia Gulung Tikar Setelah 20 Tahun Terbang, 16 Rute Intra-Asia Dihentikan
- account_circle Dheza
- calendar_month 5 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Jetstar Asia, maskapai berbiaya rendah yang berbasis di Singapura resmi mengakhiri operasionalnya. (Dok.Jetstar)
Bogorplus.id – Jetstar Asia, maskapai berbiaya rendah yang berbasis di Singapura, resmi mengakhiri operasionalnya per 31 Juli 2025.
Langkah ini menjadi bagian dari kebijakan restrukturisasi strategis yang diambil oleh induk perusahaan Jetstar Asia, yakni Qantas Airways, maskapai nasional Australia.
Keputusan untuk menutup Jetstar Asia bukan hanya berdampak pada jadwal penerbangan, tetapi juga mengguncang industri aviasi regional.
Setidaknya 16 rute intra-Asia yang selama ini dilayani Jetstar Asia akan dihentikan, termasuk rute-rute populer menuju Jakarta, Bangkok, Manila, Kuala Lumpur, Bali, hingga Kolombo.
Sebagai maskapai yang mengoperasikan sekitar 180 penerbangan mingguan dari Terminal 4 Bandara Changi, Jetstar Asia telah melayani lebih dari 2,3 juta penumpang pada tahun 2024, atau sekitar 3 persen dari total lalu lintas Bandara Changi.
Jetstar Asia memastikan bahwa penumpang yang terdampak akan dihubungi secara langsung oleh pihak maskapai.
Mereka akan diberikan pilihan berupa pengembalian dana penuh atau pengalihan penerbangan ke maskapai lain bila memungkinkan.
Selain itu, Jetstar juga telah menyediakan halaman web khusus untuk memuat informasi dan pembaruan terkait pembatalan ini.
Lebih dari 500 Karyawan Terkena Dampak
Penutupan Jetstar Asia sendiri menyebabkan lebih dari 500 karyawan di Singapura dirumahkan.
Pihak perusahaan menyatakan, mereka akan memberikan sejumlah dukungan kepada para pegawai terdampak.
Termasuk, tunjangan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kesempatan kerja ulang, baik di dalam grup Qantas maupun di perusahaan lain.
Dalam pernyataan resminya pada 11 Juni lalu, Jetstar Asia menyebut masih akan menjalankan penerbangan secara terbatas dari Singapura selama tujuh minggu menuju tanggal penutupan.
Jadwal operasional juga dikurangi secara bertahap hingga penerbangan terakhir pada 31 Juli 2025.
Riwayat Kerugian Keuangan Jadi Faktor
Catatan keuangan menunjukkan bahwa,Jetstar Asia telah mengalami tekanan finansial selama beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data dari Otoritas Akuntansi dan Regulasi Perusahaan, maskapai ini mencatat kerugian sebesar 165,4 juta dolar AS pada tahun fiskal yang berakhir 30 Juni 2021.
Kerugian kemudian menurun menjadi 37,2 juta dolar AS pada tahun berikutnya, di tengah pandemi COVID-19.
Meskipun sempat membukukan laba 12,5 juta dolar AS pada 2023, Jetstar Asia kembali mengalami kerugian sebesar 7,1 juta dolar AS dalam tahun fiskal yang berakhir Juni 2024, sebelum akhirnya diumumkan penutupan permanen.
- Penulis: Dheza