Ubah Sepeda Biasa Jadi Sepeda Listrik dengan Kit Konverter Ini Sangat Populer
- account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
- calendar_month Sel, 29 Jul 2025
- comment 0 komentar

bogorplus.id – Tidak hanya sepeda biasa atau sepeda listrik yang saat ini banyak dicari. Kit konverter yang mengubah sepeda biasa menjadi sepeda listrik juga mengalami peningkatan permintaan dari masyarakat.
Kit konverter ini adalah alat yang dapat mengubah sepeda biasa menjadi sepeda listrik. Dengan meningkatnya penjualan sepeda saat ini, kit konverter ini pun laris manis.
“Di samping itu juga terjadi peningkatan penjualan kit konversi (kit yang mengubah sepeda biasa menjadi sepeda listrik). Para importir kewalahan memenuhi permintaan dikarenakan terjadi ketersendatan pada lalu lintas export-import selama masa pandemi,” ungkap salah satu anggota komunitas Sepeda/Motor Listrik Indonesia (Kosmik), Hendro.
Bukan hanya untuk para importir dan eksportir, pengusaha baterai sepeda listrik juga mendapatkan keuntungan besar.
“Produk seperti Torque Kit Micro Hub yang diproduksi lokal sampai-sampai memberlakukan sistem inden untuk membeli produknya,” tambah Hendro.
Minat bersepeda sedang naik daun di berbagai kota di Indonesia sejak dilonggarkannya PSBB di banyak daerah. Ada banyak alasan mengapa masyarakat sekarang berminat untuk bersepeda.
Sofyan (22) contohnya, mengaku membeli sepeda seharga Rp 4,2 juta hanya untuk mengisi waktu luang selama PSBB (pembatasan sosial berskala besar).
Hari bebas kendaraan bermotor kembali digelar di Kota Bekasi. Warga pun sangat antusias bersepeda di CFD yang sebelumnya dihentikan sementara untuk mencegah penyebaran COVID-19.
“Karena kan kerjaan udah nggak ada karena ditutup semua diliburin semua. Jadi udahlah daripada gabut, jadi ya mending beraktivitas olahraga,” kata seorang warga Bandung.
“Ditambah emang dari dulu juga emang pengen punya sepeda, tapi baru kesampeannya sekarang-sekarang,” lanjutnya.
Situasinya berbeda dengan Maysila (23), seorang pegawai swasta di Cawang, Jakarta Selatan. Ia baru saja membeli sepeda lipat seharga Rp 1 juta karena membutuhkan sepeda sebagai alat transportasi.
“Beli sepeda karena waktu awal-awal PSBB kan ojek online ditiadakan sementara, transportasi ke tempat-tempat dekat yang awalnya bisa pakai ojek online doang jadi ribet kalau harus pake grab car,” ujarnya.
Dengan bersepeda, Maysila merasa lebih nyaman karena terhindar dari interaksi dekat dengan orang banyak. Kekhawatiran akan risiko penularan di angkutan umum memang tinggi karena sulitnya mengontrol jumlah penumpang.
Ada juga yang membeli sepeda karena terpengaruh ajakan teman. Farhan (18) contohnya, membeli sepeda jenis roadbike agar bisa bersepeda bersama teman-temannya.
“Teman-teman juga sudah punya sepeda. Jadi saya ikut-ikutan, jadi mainnya bareng,” kata Farhan saat ditemui di salah satu toko sepeda di Cikaret, Bogor.
- Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni