Cisadane Resik Kritik KLH Soal Penanganan Lingkungan : Tajam ke Puncak, Tumpul ke Salak
- account_circle Sandi
- calendar_month 15 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Ketua Cisadane Resik, Sutanandika. Foto :bogorplus.id
bogorplus.id- Komunitas pemerhati lingkungan Cisadane Resik menuding Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) bersikap tebang pilih dalam penanganan kerusakan lingkungan.
Mereka menilai KLH terlalu fokus pada kawasan Puncak, sementara kerusakan lingkungan di kawasan Gunung Salak justru minim tindakan.
“KLH mengusulkan pencabutan izin di Puncak, tapi di Gunung Salak baru sampai penyegelan saja,”ujar Ketua Cisadane Resik, Sutanandika, Selasa (29/7).Menurutnya, wilayah Gunung Salak, khususnya di Kecamatan Cijeruk, Cigombong dan Tamansari hingga Cianten masuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane yang mengalami kerusakan lingkungan parah.
Bahkan, beberapa titik mengalami bencana banjir dan longsor pada 2024, di wilayah Kaumluwuk Cijeruk dan Tamansari.
“Banyak bangunan tanpa Amdal, perubahan lahan tanpa proses yang transparan. KLH sendiri mengakui amdalnya belum dikerjakan, tapi tidak ada tindakan sekeras di Puncak,”tegasnya.
Selain bangunan ilegal, ancaman lingkungan juga datang dari pembukaan lahan besar-besaran hingga ke kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
“Gunung salak itu juga yang secara masif itu adalah pembukaan lahan. Kami melihat penyerobotan lahan di Taman Nasional itu sudah semakin luas, semakin jauh,”ucapnya.
Sutanandika khawatir jika ini terus dibiarkan dan tidak ada tindakan tegas, nantinya akan menjadi sebuah acaman baik banjir, longsor, maupun kekeringan.
Ia meminta Menteri Lingkungan Hidup untuk meninjau kembali kebijakan penanganan lingkungan di Bogor agar lebih adil dan merata.
Cisadane Resik mencatat, berdasarkan riset pemberitaan yang mereka lakukan, tindakan terhadap kawasan Puncak jauh lebih tegas dibandingkan Gunung Salak.
“Menteri LH harus datang lagi ke Gunungsalak, dan melakukan tindakan tegas seperti di Puncak agar penangan lingkungan tidak tebang pilih,”pungkasnya.
- Penulis: Sandi