Rekaman CCTV 2 Menit 30 Detik Diduga KH Masturo Rohili dan Keponakan Viral, Benarkah? Ini Fakta Dibaliknya
- account_circle Dheza
- calendar_month Sen, 29 Sep 2025
- comment 0 komentar

Ilustrasi Beredar rekaman CCTV berdurasi 2 menit 30 detik yang diduga memperlihatkan interaksi tak pantas antara KH Masturo Rohili dengan keponakannya berinisial Z. (Freepik/rawpixel.com)
Bogorplus.id – Beredar rekaman CCTV berdurasi 2 menit 30 detik yang diduga memperlihatkan interaksi tak pantas antara KH Masturo Rohili dengan keponakannya berinisial Z.
KH Masturo sendiri Rohili dikenal sebagai Ketua Yayasan Arrohiliyah (YAHIB) sekaligus menjabat sebagai Ketua Forum Penjaga Alim Ulama (FPAU) di Bekasi.
Sosoknya yang berpengaruh di kalangan pesantren dan komunitas keagamaan membuat setiap kabar yang menyangkut dirinya selalu menjadi sorotan publik.
Isu ini langsung memicu rasa penasaran publik, di tengah perhatian masyarakat terhadap dugaan pelecehan yang dilakukan terhadap korban di bawah umur.
Sejak pengakuan korban Z dan S, keponakan KH Masturo Rohili, kasus ini terus menjadi perhatian luas.
Dalam podcast terbaru bersama dr. Richard Lee, korban Z menceritakan pengalaman traumatis yang selama ini dipendamnya, termasuk tekanan mental dan dugaan kekerasan yang dialaminya sejak kecil.
Tidak hanya Z, korban lain berinisial S juga melaporkan pengalaman serupa, yang membuat masyarakat mempertanyakan perilaku sang kiai sekaligus pengurus yayasan.
Kedua korban resmi melaporkan kasus ini ke Polres Bekasi pada 7 Juli 2025, dan proses hukum kini telah memasuki tahap penyidikan.
Tak sedikit warganet bahkan mencoba mencari link rekaman CCTV berdurasi 2 menit 30 detik yang viral tersebut.
Lantas, benarkah rekaman CCTV berdurasi 2 menit 30 detik yang viral tersebut? Simak fakta dibaliknya.
Benarkah Ada Rekaman CCTV 2 Menit 30 Detik?
Hingga saat ini, pihak berwenang belum memberikan konfirmasi resmi terkait keberadaan rekaman CCTV tersebut.
Informasi yang dapat dipastikan hanya berupa rekaman video podcast, di mana Z memberikan kesaksian langsung mengenai dugaan tindakan yang dialaminya.
Masyarakat diimbau untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi terkait rekaman CCTV ini.
Penyebaran konten yang belum terverifikasi dapat menimbulkan hoaks dan merugikan berbagai pihak, terutama di tengah proses hukum yang sedang berjalan.
- Penulis: Dheza