Kekerasan Seksual, Faktor Pelaku dan Gejala pada Korban
- account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
- calendar_month Kam, 18 Sep 2025
- comment 0 komentar

bogorplus.id – Kekerasan seksual dapat terjadi pada setiap individu dan pelaku tidak akan memandang jenis kelamin serta usia korban.
Kekerasan seksual dapat terjadi karena adanya konteks social. Berikut beberapa hal yang berkontribusi dalam perilaku kekerasan seksual, yaitu:
- Norma sosial yang membernarkan kekerasan
- Penggunaan kekuasaan atas orang lain
- Konstruksi tradisional maskulinitas
- Subjugasi (kekuatan atau kekuasaan) terhadap perempuan
- Sikap diam terhadap kekeran dan pelecehan
Perilaku penindasan dalam segala bentuk dapat menjadi salah satu akar perilaku kekerasan seksual.
Perlu diketahui, kekerasan seksual bukan peristiwa yang terjadi pada beberapa orang secara acak dan tidak terprediksi. Pola perilaku ini yang dinormalisasi dan didukung oleh sistem penindasan.
Kekerasan seksual juga tidak selalu mengenai seks, tapi bisa mengenai kekuasaan dan control atau yang disebut ketimpangan relasi kuasa dan gender.
Menurut Komnas Perempuan, ketimpangan relasi kuasa atau gender merupakan sebuah kondisi terlapor menyalahgunakan sumber daya pengetahuan, ekonomi, dan penerimaan masyarakat atau status sosialnya dengan tujuan mengendalikan korban.
Jenis-Jenis Perilaku Kekerasan Seksual
- Verbal
- Nonfisik
- Fisik
- Daring atau melalui teknologi informasi an komunikasi
Faktor Risiko Perilaku Kekerasan Seksual
Perilaku kekerasan seksual dapat muncul karena faktor kombinasi. Tapi, tidak semua orang memiliki risiko jadi pelaku kekerasan. Berikut beberapa faktor risiko perilaku kekerasan seksual, yaitu:
Faktor Individu
- Mengonsumsi alcohol dan narkoba
- Kejahatan
- Kurangnya kepedulian pada orang lain
- Perilaku agresif dan menerima perilaku kekerasan
- Inisiasi seksual dini
- Fantasi seksual yang memaksa
- Preferensi pada seks impersonal dan pengambilan risiko seksual
- Paparan media eksplisit secara seksual
- Permusuhan terhadap wanita
- Kepatuhan terhadap norma peran gender tradisional
- Hipermaskulinitas
- Perilaku bunuh diri
- Menjadi korban perbuatan seksual
Faktor Hubungan
- Riwayat kekerasan dalam keluarga
- Pernah alami pelecehan fisik, seksual, atau emosional saat kecil
- Lingkungan keluarga tidak mendukung
- Hubungan buruk antar orang tua dan anak
- Pergaulan yang agresif secara seksual, hipermaskulin, dan nakal
- Terlibat dalam hubungan intim yang penuh kekerasan dan pelecehan
Faktor Masyarakat
- Kemiskinan
- Kurangnya kesempatan kerja
- Kurangnya dukungan kelembagaan dari kepolisian dan sistem peradilan
- Toleransi umum pada pelecehan seksual dalam masyarakat
- Lemahnya sanksi masyarakat pada perilaku pelecehan seksual
Faktor Lingkungan kemasyarakatan
- Norma masyarakat yang mendukung pelecehan seksual
- Norma masyarakat yang mendukung superioritas laki-laki dan hak seksual
- Norma masyarakat yang mempertahankan infenriotitas dan ketundukan seksual perempuan
- Lemahnya hukum dan kebijakan pelecehan seksual dan kesetaraan gender
- Tingginya tingkat kejahatan dan bentuk kekerasan lainnya
Gejala pada Korban Kekerasan Seksual
Sebagai korban dalam perilaku kekerasan sesual tentunya memiliki gejala yang terjadi, yaitu:
- Mengalami mimpi buruk sampai masalah tidur
- Menjadi lebih tertutup dan pendiam
- Mengalami perubahan perilaku
- Emosi yang tidak terkendali
- Menyebut kata-kata tidak pantas
- Tiba-tiba merasa ketakutan jika bertemu orang asing
- Menunjukkan pemberontakan
- Menurunnya nafsu makan
- Berfikir untuk bunuh diri
- Sering melamun dan menyendiri
Penanganan Korban Kekerasan Seksual
Trauma pada koran bisa diatasi dengan beberapa proses pengobatan, seperti:
- Memberikan rasa aman
- Jangan biarkan korban menyalahkan diri sendiri atas kejadian yang mereka alami
- Minta bantuan psikolog atau psikiater
- Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni