10 Fakta Sains tentang Bumi yang Wajib Kamu Tahu
- account_circle Putri Rahmatia Isnaeni
- calendar_month 13 jam yang lalu
- comment 0 komentar

bogorplus.id – Bumi, lokasi yang kita tinggali, memiliki sejumlah fakta menarik yang semakin meningkatkan rasa ingin tahu kita. Planet ini adalah satu-satunya yang kita ketahui memiliki kehidupan, dengan berbagai ekosistem yang menghiasi permukaannya.
Berdasarkan informasi dari Climate Nasa. Gov, berikut beberapa fakta menarik tentang Bumi yang sebaiknya Anda ketahui:
1. Bumi Tidak Datar, Namun Juga Tidak Sepenuhnya Bulat
Planet besar ini mengerucut di bagian khatulistiwa sekitar 0,3 persen akibat rotasi pada sumbunya. Diameter Bumi dari Kutub Utara hingga Kutub Selatan mencapai 12. 714 kilometer, sedangkan di khatulistiwa adalah 12. 756 kilometer. Selisihnya adalah 42,78 kilometer, yang setara dengan sekitar 1/300 dari total diameter Bumi.
Perbedaan ini sangat kecil sehingga sulit terlihat dalam foto Bumi dari luar angkasa, sehingga planet ini terlihat bulat di mata manusia. Penelitian dari Laboratorium Propulsi Jet NASA menunjukkan bahwa lelehan gletser membuat bentang Bumi di bagian pinggangnya melebar.
2. Durasi Hari Semakin Bertambah
Durasi hari di Bumi kini sedang mengalami peningkatan. Ketika Bumi terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, satu hari di Bumi hanya berlangsung sekitar enam jam.
Sekitar 620 juta tahun lalu, durasinya meningkat menjadi 21,9 jam. Saat ini, rata-rata durasi hari adalah 24 jam, tetapi bertambah sekitar 1,7 milidetik setiap abad.
Apa yang menyebabkan hal ini? Bulan memperlambat rotasi Bumi melalui pengaruh pasang surut yang dihasilkannya. Rotasi Bumi membuat posisi tonjolan gelombang pasang sedikit mundur dari sumbu antara Bumi dan bulan, sehingga menciptakan gaya rotasi yang memperlambat putaran Bumi. Akibatnya, hari-hari kita menjadi sedikit lebih panjang.
3. Zaman Es di Bumi
Sekitar 600 hingga 800 juta tahun yang lalu, Bumi mengalami beberapa perubahan iklim yang ekstrem yang dikenal sebagai zaman es. Suhu menjadi sangat dingin sehingga beberapa ilmuwan berpendapat bahwa Bumi hampir atau bahkan sepenuhnya membeku pada beberapa kesempatan.
Fenomena ini sering disebut sebagai teori “snowball Earth. ” Diperkirakan ada empat periode seperti ini, yang bergantian antara membeku dan mencair, disebabkan oleh penurunan gas rumah kaca seperti metana dan karbon dioksida, di mana saat itu Bumi tertutupi es glasial dari kutub ke kutub.
Karena sebagian besar energi dari matahari akan dipantulkan kembali ke luar angkasa oleh es, suhu rata-rata Bumi akan sekitar -50 derajat Celsius.
Jika snowball Earth benar-benar terjadi — sebuah hal yang masih diperdebatkan — beruntunglah kita tidak ada di sana untuk merasakan dinginnya, karena saat itu hanya organisme sederhana dan mikroskopis yang dapat bertahan.
4. Lokasi Paling Kering di Dunia
Tempat paling kering di dunia adalah Gurun Atacama yang terletak di utara Chili. Gurun ini berada di dekat lautan terbesar, Samudra Pasifik.
Rata-rata curah hujan tahunan di Arica, Chili, hanya 0,8 milimeter. Kota Calama di Atacama diyakini tidak mengalami hujan selama 400 tahun hingga akhirnya sebuah badai turun secara tiba-tiba pada tahun 1972.
Tidak seperti kebanyakan gurun lainnya, Atacama relatif dingin dan di lokasi-lokasi paling keringnya, bahkan tidak dapat mendukung kehidupan cyanobacteria (mikroorganisme fotosintetik hijau yang hidup di batu atau di bawah batu).
Para ahli astrobiologi NASA pergi ke Atacama untuk mencari mikroorganisme yang mampu bertahan di lingkungan yang sangat keras ini, dengan harapan dapat memahami bagaimana kehidupan dapat ada di planet lain.
5. Gravitasi Bumi Tidak Merata
Jika planet Bumi memiliki bentuk yang sempurna seperti bola, maka medan gravitasi akan konsisten di seluruh permukaan. Namun, kenyataannya, permukaan planet ini tidak rata, dan adanya aliran air, pergeseran es, serta pergerakan lempeng tektonik di dalam kerak Bumi berpengaruh terhadap kekuatan gravitasi.
Perbedaan ini dikenal sebagai anomali gravitasi. Keberadaan pegunungan seperti Himalaya menyebabkan anomali gravitasi positif, di mana gravitasi di sana lebih kuat dibandingkan dengan kondisi di planet yang ideal dan mulus. Sebaliknya, munculnya palung laut atau cekungan di daratan yang dihasilkan oleh gletser ribuan tahun lalu menciptakan anomali gravitasi negatif.
6. Permukaan Laut yang Berubah Drastis di Masa Lampau
Pergerakan es di Bumi dimulai sekitar 70. 000 tahun silam dan berakhir 11. 500 tahun lalu, mencapai puncaknya 18. 000 tahun yang lalu.
Selama periode tersebut, gletser dan lapisan es membentuk cekungan di Great Lakes dan menyumbat sungai, mengalihkan arus sungai Mississippi dan sungai-sungai lainnya di Amerika Serikat.
Begitu banyak air yang terperangkap dalam es sehingga permukaan laut menyusut hingga 120 meter, membuka area yang kini menjadi dasar laut.
Di masa lalu, permukaan laut Bumi juga pernah lebih tinggi, mencapai 70 meter dibandingkan sekarang. Selama waktu interglasial terakhir, permukaan laut bahkan 5 hingga 7 meter lebih tinggi dibandingkan saat ini.
7. Sejarah Benua yang Berubah Seiring Waktu
Benua-benua di Bumi telah mengalami hubungan yang saling terputus selama jutaan tahun. Sekitar 800 juta tahun yang lalu, lempeng tektonik besar yang menampung benua-benua bergabung menjadi sebuah superbenua yang dikenal sebagai Rodinia, yang sekarang tercakup dalam Amerika Utara.
Rodinia kemudian terpecah menjadi beberapa bagian dan kembali bertabrakan antara 250 hingga 500 juta tahun yang lalu, membentuk Pegunungan Appalachian di Amerika Utara serta Pegunungan Ural di Rusia dan Kazakhstan.
Sekitar 250 juta tahun lalu, benua-benua kembali bersatu membentuk superbenua baru yang disebut Pangaea, dikelilingi oleh lautan tunggal yang sangat luas.
Lima puluh juta tahun kemudian, Pangaea mulai terpisah. Ia terbagi menjadi dua daratan besar, yakni Gondwanaland dan Laurasia, yang akhirnya terpisah menjadi benua-benua seperti yang kita kenal sekarang.
8. Besarnya Energi yang Dibutuhkan oleh Matahari
Seperti bintang lainnya, matahari kita akan mengalami proses penuaan dan pada akhirnya akan mati. Ketika sumber hidrogennya habis, ia akan runtuh di bawah pengaruh gravitasi, lalu membesar menjadi raksasa merah yang 100 kali lebih besar dan 2. 000 kali lebih terang, yang akan menguapkan Bumi dalam prosesnya. Namun, tenang saja, peristiwa ini tidak akan terjadi dalam waktu lima miliar tahun ke depan.
Salah satu pilihan adalah meninggalkan planet ini sebelum itu terjadi, tetapi ini akan memerlukan teknologi yang belum ada serta lokasi baru yang bisa dihuni. Alternatif lainnya adalah, dalam beberapa miliar tahun ke depan, ada kemungkinan bintang lain bisa mempengaruhi orbit Bumi dan menggesernya menjauh dari matahari.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa kemungkinan hal ini terjadi adalah satu banding seratus ribu, suatu peluang yang lebih baik daripada memenangkan lotere. Sayangnya, tanpa keberadaan matahari, kemungkinan besar keturunan kita akan membeku hingga mati.
9. Bulan Bukan Satu-Satunya Sahabat Bumi
Ada dua objek lain yang berputar di dekat Bumi yang kadang-kadang disebut sebagai Bulan, meskipun sebenarnya tidak sepenuhnya layak menyandang sebutan tersebut.
Ditemukan pada tahun 1986, 3753 Cruithne adalah sebuah asteroid yang sebenarnya berputar mengelilingi matahari. Karena periode orbitnya sama dengan Bumi, tampaknya Cruithne mengikuti planet kita. Jika dilihat dari Bumi, jalurnya mirip dengan bentuk kacang.
Asteroid 2002 AA29 juga mengelilingi matahari dalam waktu satu tahun, mengikuti jalur berbentuk tapal kuda yang unik, yang membawanya mendekati Bumi (sekitar 5,9 juta kilometer atau 3,7 juta mil) setiap 95 tahun.
Karena jaraknya yang dekat dengan Bumi, para ilmuwan telah merekomendasikan untuk mengambil sampel dari AA29 dan membawanya kembali ke Bumi.
10. Ketentraman Sebelum Badai Adalah Nyata
Ini adalah sebuah fenomena meteorologi yang sebenarnya. Ketika badai mendekat, ia menarik udara hangat dan lembab dari lingkungan sekitarnya sebagai bahan bakar, mengakibatkan area tekanan rendah di belakangnya.
Udara tersebut naik ke dalam awan badai, dan sebagian dipaksa naik oleh angin yang kuat. Arus udara yang naik ini mendorong udara panas keluar di atas sisi tertinggi awan badai, yang dapat menjangkau ketinggian hingga 16 kilometer.
Ketika udara ini turun, ia menjadi lebih hangat dan kering, menjadikannya lebih stabil. Udara ini menghalangi daerah di bawahnya dan menstabilkan udara di sekitarnya, menyebabkan orang-orang di daerah tersebut merasakan ketenangan sebelum badai tiba.
- Penulis: Putri Rahmatia Isnaeni